WahanaNews.co | Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta pemerintah untuk menurunkan harga pangan yang tengah melonjak.
"Kami meminta kepada pemerintah untuk turunkan harga-harga barang dan jangan retorika saja. Benar-benar harus turunkan harga barang, turunkan harga daging, turunkan harga kedelai.
Baca Juga:
Semangat Hari Buruh, Pegawai PLN UID Jakarta Raya Sumbangkan Kantong Darah untuk Sesama
Itu harus disubsidi, kalau enggak ada pasti harga akan melambung tinggi," kata Iqbal dalam konferensi pers, Rabu (2/3).
Ia menyebutkan beberapa bahan pokok yang kini harganya menjulang tinggi mulai dari kedelai, daging sapi, tahu dan tempe, minyak goreng, hingga LPG.
Terkait LPG, saat ini memang baru gas non-subsidi yang naik harganya. Namun, menurut Said, tak menutup kemungkinan harga LPG subsidi juga naik dalam beberapa waktu ke depan.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Usulkan Jaminan Kesehatan Bagi Buruh Pasir
"Mungkin LPG 3 kilogram saat ini belum naik, tapi ada kemungkinan naik kalau perang (Rusia-Ukraina) terjadi berkepanjangan," katanya.
Iqbal menuturkan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dapat memberikan dampak negatif bagi ekonomi hingga buruh di seluruh dunia.
Pasalnya, pasokan energi yang berasal dari Rusia harganya akan naik dan bisa mempengaruhi daya beli buruh.
"Inilah saat yang tepat untuk melakukan kedaulatan pangan dan bukan hanya berhenti mengurangi impor saja. Jadi harus membangun betul-betul kedaulatan pangan dan reforma agraria," katanya.
Sebagai informasi, pada tahun ini sejumlah bahan pokok dan pangan naik signifikan.
Mulai dari minyak goreng yang langka di pasaran pada Januari lalu, kemudian perajin tahu tempe yang mogok pada Februari sebab harga kedelai melambung tinggi, hingga daging sapi yang hilang di pasaran awal Maret ini. [bay]