WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gelap yang menyelimuti Aceh pascabencana tidak hanya memadamkan lampu-lampu rumah warga, tetapi juga menguji ketahanan dan empati banyak pihak, hingga dari berbagai penjuru Nusantara, insan PLN bergerak serempak membangun satu barisan solidaritas untuk menyalakan kembali harapan.
Dari Banten, Sulawesi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Jawa Timur, hingga Jakarta Raya, bantuan mengalir nyaris tanpa jeda, menandai bagaimana jaringan listrik tak pernah berdiri sendiri, melainkan disokong oleh jejaring manusia yang saling menguatkan.
Baca Juga:
Direksi dan Relawan PLN Turun Langsung Pastikan Percepatan Pemulihan Fasilitas Umum di Aceh
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten menjadi salah satu garda awal dengan menerjunkan puluhan relawan untuk mendukung pemulihan kelistrikan pascabencana di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.
Dua batch keberangkatan dikirimkan UID Banten dengan total 61 personel yang dilengkapi material pendukung kelistrikan, mulai dari peralatan teknis jaringan, perlengkapan keselamatan kerja, hingga material konstruksi jaringan demi memastikan pekerjaan lapangan dapat berjalan efektif.
Sebagian dari mereka adalah petugas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) yang terbiasa bekerja di bawah tekanan risiko tinggi, termasuk Sugiarto, yang menggambarkan medan tugas bukan sekadar soal teknis, tetapi juga ketahanan fisik dan mental.
Baca Juga:
Selamat, Aceh Kembali Terang!
“Di lapangan, fokus kami adalah menjalani pekerjaan sebaik mungkin. Medan yang berat, cuaca yang tidak selalu mendukung, serta lokasi yang terisolir akibat akses yang terputus membuat setiap tahapan harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan, sambil tetap mematuhi prosedur keselamatan,” kata Sugiarto, Rabu (17/12/2025).
Tantangan, menurutnya, sering kali tidak kasatmata, namun menuntut kesabaran, ketelitian, serta kekompakan tim agar setiap langkah tetap aman dan sesuai standar.
“Yang paling penting bagi kami, listrik bisa kembali menyala dan masyarakat bisa segera menggunakannya. Itu yang terus kami jaga dalam setiap pekerjaan di lapangan,” ujarnya.
Dukungan dari Banten ditegaskan sebagai bagian dari komitmen korporasi untuk hadir di tengah krisis, bukan hanya lewat instruksi, tetapi melalui kerja nyata di lapangan.
“Kami menugaskan personel untuk mendukung proses penanganan di lapangan. Setiap tahapan dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar proses pemulihan dapat berjalan aman dan lancar,” kata General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin.
Solidaritas serupa datang dari kawasan timur Indonesia, ketika PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) mengirimkan tim khusus gelombang kedua berjumlah 21 personel ke Aceh.
Tim PDKB tersebut tiba di Kabupaten Aceh Utara pada Kamis (18/12/2025) dan langsung bergabung dengan tim lain untuk mempercepat pemulihan jaringan distribusi yang terdampak.
“Kami berkomitmen akan terus berupaya memulihkan pasokan listrik secara menyeluruh. Ini adalah tugas mulia yang diberikan kepada kami,” kata Ketua Tim Khusus PLN UID Sulselrabar, Rudiansa.
Meski dihadapkan pada medan berat dan cuaca yang kerap berubah, semangat tim tidak surut, bahkan hingga berhasil memperbaiki jaringan sepanjang 0,8 kilometer sirkuit dan memancang tiang di empat titik Desa Rumoh Rayeuk, Aceh Utara.
Dukungan berkelanjutan juga ditegaskan oleh General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, yang memastikan bantuan personel hingga bahan pangan terus disalurkan sesuai kebutuhan lapangan.
“Dalam kondisi yang ada, rekan-rekan di lapangan tetap berdiri di garis depan demi memastikan listrik kembali menyala untuk masyarakat. Kami menegaskan tim khusus PLN UID Sulselrabar akan terus berupaya menuntaskan perbaikan sistem kelistrikan di Aceh Utara secara menyeluruh,” ujar Edyansyah.
Dari Jawa Barat, PLN UID Jabar mengirimkan 32 relawan lengkap dengan material dan donasi kemanusiaan, di tengah kondisi bencana yang menyisakan keterbatasan listrik darurat, akses logistik terputus, dan ribuan warga di pengungsian.
Dua unit genset berkapasitas 160 kVA dan 100 kVA, lampu emergency, serta donasi Rp240 juta dari kepedulian pegawai PLN diarahkan untuk memastikan pasokan listrik darurat dan penerangan malam hari bagi warga.
“PLN UID Jabar hadir bukan semata memperbaiki jaringan listrik, tetapi memastikan masyarakat merasakan kehadiran dan dukungan nyata di saat mereka membutuhkan. Bantuan tenaga, peralatan, dan donasi ini merupakan wujud kepedulian seluruh insan PLN agar pemulihan di wilayah terdampak dapat berlangsung lebih cepat dan masyarakat bisa segera bangkit,” ujar General Manager PLN UID Jawa Barat, Sugeng Widodo.
Bagi para relawan, misi ini lebih dari sekadar tugas teknis, melainkan panggilan nurani untuk hadir di tengah kesulitan.
“Ketika kami mendapat kabar kondisi di Sumatera, banyak keluarga masih mengandalkan pasokan listrik darurat dan bantuan pokok. Kami merasa terpanggil untuk hadir. Ini bukan sekadar tugas, tetapi bentuk tanggung jawab moral sebagai bagian dari PLN, membawa cahaya dan harapan bagi saudara-saudara kita yang sedang kesulitan,” ucap relawan Hari Setiono.
Dari Kalimantan Barat, suasana haru menyelimuti pelepasan 22 relawan PLN UID Kalbar yang menuju Aceh dan Sumatra, membawa tekad untuk menyalakan kembali cahaya di wilayah terdampak.
Sebanyak 21 relawan yang ditugaskan ke Blangkejeren, Aceh, berada di bawah komando Asisten Manajer PDKB Arief Dwi Purnama, yang memastikan kesiapan fisik dan mental seluruh anggota.
“Kami semua sehat, siap secara fisik dan mental untuk membantu penormalan kelistrikan di sana,” tegas Arief.
Pelepasan tersebut dipimpin langsung oleh General Manager PLN UID Kalbar, Maria Goretti Indrawati Gunawan, yang menekankan bahwa misi ini adalah wujud solidaritas dan gotong royong PLN.
“Ini tugas mulia. Kita bukan hanya menyalakan listrik, kita menyalakan kembali harapan para korban bencana di sana,” ujarnya.
Dari Jawa Timur, PLN UID Jatim mengirimkan total 84 personel kelistrikan dan relawan sosial YBM PLN dalam dua batch untuk mendukung pemulihan infrastruktur dan kondisi sosial masyarakat Aceh.
“Langkah strategis ini diambil sebagai bentuk solidaritas dan komitmen PLN dalam menjaga keandalan pasokan listrik nasional terutama saat terjadi gangguan besar yang berdampak pada aktivitas masyarakat di wilayah Aceh dan Sumatra,” kata General Manager PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir.
Selain perbaikan jaringan dan gardu, relawan sosial turut membawa MCK umum, selimut, matras, bahan pangan, obat-obatan, hingga dapur umum untuk ribuan warga terdampak.
Dari Jakarta Raya, PLN UID Jakarta Raya mengirimkan hampir 12 ribu unit material distribusi dan 18 petugas pemulihan kelistrikan guna mempercepat perbaikan jaringan TM, TR, hingga sambungan rumah.
“Kami bergerak cepat mengirimkan material dan petugas terbaik kami untuk mendukung percepatan pemulihan kelistrikan di Aceh,” ujar General Manager PLN UID Jakarta Raya, Moch. Andy Adchaminoerdin.
Upaya kolektif lintas wilayah ini berpuncak pada keberhasilan PLN memulihkan secara bertahap sistem kelistrikan Aceh setelah kembali terhubung dengan sistem besar Sumatra, membuat Banda Aceh kembali terang.
“Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM, kami terus mempercepat upaya pemulihan kelistrikan pascabencana Aceh. Alhamdulillah, proses ini dapat berjalan lancar dan sistem kelistrikan Banda Aceh kini telah pulih sepenuhnya,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.
Pemulihan ini menegaskan bahwa di balik jaringan kabel dan gardu, ada jejaring solidaritas manusia yang bergerak senyap, memastikan cahaya kembali menyala dan kehidupan perlahan pulih.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]