WahanaNews.co, Jakarta - Tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) meledak pada Minggu, (24/12/23) kemarin. Ledakan tungku smelter PT ITSS tersebut berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Insiden itu telah menewaskan pekerja baik dari China dan Indonesia sebanyak 19 orang. Secara rinci, tenaga kerja asing (TKA) China yang tewas sebanyak 8 orang dan pekerja Indonesia 11 orang.
Baca Juga:
Simpang-siur Soal Tambang PT PBS di Sungai Bou Donggala Sulteng: Polda-Pemprov-Inspektur Tambang Kementerian EDSM Saling Beda Pendapat
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning pun telah buka suara dalam jumpa pers pada Senin (25/12/23) lalu. Dia mengatakan turut berbelasungkawa atas banyaknya korban akibat insiden tesebut.
"Tiongkok sedih atas banyaknya korban yang disebabkan oleh kecelakaan tersebut," ujar dia dikutip dari Associated Press, Rabu (27/12/2023).
Dia mengatakan Kemenlu China bekerja sama dengan pihak berwenang di Indonesia untuk mengatasi pasca insiden tersebut. Selain itu, dia telah menginstruksikan Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta untuk memberikan bantuan dan untuk segera diungkap penyebab ledakan pada tungku smelter itu.
Baca Juga:
Sinyalemen Tambang PT PBS Ilegal di Sungai Bou Donggala: Polda Sulteng Tiada Alat Bukti-Tangkap Basah untuk Diproses Hukum
"Termasuk memastikan perawatan medis diberikan kepada korban cedera dan membantu menentukan penyebab ledakan," jelasnya.
Mao Ning mengatakan kelompok kerja beranggotakan tiga orang dari Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta telah tiba di lokasi pada hari Senin lalu untuk memandu perusahaan tersebut dalam melakukan perawatan setelah kejadian.
Mengutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, ITSS adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan mineral logam dan produksi stainless steel.Perusahaan ini mendapatkan izin beroperasi dari 2019 hingga 2049 nanti.