Saat ini konsentrat hasil produksi PTFI sebesar 60% diekspor dan sisanya 40% dimurnikan di dalam negeri melalui PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, menjadi katoda tembaga. Namun lumpur anodanya yang mengandung emas dan perak masih diekspor. Nantinya jika smelter kedua ini beroperasi, pemurnian lumpur anoda 100% akan dilakukan di dalam negeri.
"Tentunya terdapat banyak tantangan dalam menyelesaikan smelter tembaga single-line dengan desain terbesar di dunia. Namun tim proyek smelter, kontraktor dan sub kontraktor sudah melakukan pekerjaan dengan baik. Begitu juga dukungan dari Pemerintah Pusat dan Daerah kepada PTFI agar dapat menyelesaikan proyek ini tepat waktu," kata Tony.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Tony sempat menyebut, smelter itu bisa memproduksi emas hingga 50 ton per tahun. Selain emas, smelter ini juga bisa menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun, dan 150-200 ton perak per tahun.
Berdasarkan catatan Freeport Indonesia, sampai dengan 31 Desember 2023, produksi logam mineral tembaga, emas dan perak yang terkandung dalam konsentrat tembaga dalam periode 1992-2023 yaitu tembaga 37,8 miliar pounds, perak 105,3 juta ounces, dan emas 57,3 juta ounces.
Untuk diketahui, pembangunan smelter ini merupakan mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI. PTFI telah menanamkan investasi hingga US$ 3,1 miliar atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023. Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.