WahanaNews.co | Dolar AS anjlok terhadap yen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat penurunan harian terbesar terhadap mata uang Jepang dalam lebih dari dua bulan karena para pedagang dan ahli strategi mengatakan otoritas Jepang mungkin berada di pasar untuk membendung penurunan mata uangnya yang babak belur.
Yen naik setinggi 144,5 per dolar pada Jumat (21/10/2022), sebelum memangkas kenaikan untuk diperdagangkan naik sekitar 1,4 persen pada 148,195, lompatan harian terbesar sejak 10 Agustus.
Baca Juga:
Hasim Katakan Prabowo Telah Batalkan Kontrak yang Berpotensi Korupsi Sebesar Rp51 Triliun
"Saya pikir itu intervensi," kata Kepala Strategi Pasar Corpay, Karl Schamotta, di Toronto.
"Kami melihat banyak penjualan dolar dan yen bergerak hampir vertikal karena posisi short terjepit," katanya.
Pemerintah Jepang dan Bank Sentral Jepang (BoJ) melakukan intervensi pembelian yen, penjualan dolar di pasar valuta asing, kata surat kabar Nikkei pada Sabtu pagi, mengutip sebuah sumber. Kementerian Keuangan Jepang menolak berkomentar tentang masalah ini.
Baca Juga:
Rupiah Bisa Balik Menguat Terhadap Dolar AS Karena Penurunan Inflasi
"Sangat jelas Kementerian Keuangan melangkah masuk untuk menjual dolar-yen," kata Ahli Strategi Senior Valas TD Securities, Mazen Issa, di New York.
"Mereka berusaha dengan gigih mempertahankan kebijakan mereka yang sangat longgar," katanya.
"Banyak orang telah melihat 150 sebagai level kunci bahwa mereka akan melihat semacam intervensi, dan mereka membiarkannya berjalan hingga pada dasarnya 152 dan kemudian waktu intervensi mereka terjadi pada waktu yang sangat tidak likuid, saat London akan pulang untuk akhir pekan, dan sepertinya itu dirancang untuk menimbulkan rasa sakit sebanyak mungkin, mereka suka menggunakan istilah itu, spekulan," kata Issa.