WahanaNews.co | PT PLN (Persero) segera memasok kebutuhan listrik di sektor industri guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
PLN akan memasok listrik dengan daya sebesar 260 Mega Volt Ampere (MVA) ke pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Hal tersebut tertuang dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN dengan PT Akar Mas Smelter Indonesia (100 MVA) dan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co Ltd (160 MVA).
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Adi Priyanto menyampaikan komitmen PLN untuk dapat memasok listrik tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati.
"Penandatanganan ini merupakan bentuk kepercayaan dari pelanggan yang telah sepenuhnya menyerahkan urusan listrik kepada PLN dan kami terus berkomitmen untuk menjaga kepercayaan dengan baik," pungkas Adi.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dia merinci, saat ini sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki Daya Mampu Netto 2.469 MW, beban puncak 1.499 MW, dan cadangan daya 583 MW. "Sistem ini siap untuk melayani kebutuhan listrik pelanggan industri, dan masyarakat umum," tandasnya.
"Di wilayah kerja kami sudah ada 5 Pelanggan Tegangan Tinggi yang telah mempercayakan layanan kelistrikannya kepada PLN, dengan total daya sebesar 402,25 MVA. Selain itu, terdapat 6 pelanggan yang telah menandatangani PJTBL (Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik) dan 10 pelanggan yang menandatangani MoU, termasuk dua perusahaan ini,” jelas Adi.
Dia berharap di masa mendatang kerja sama dengan berbagai perusahaan tersebut bisa mendatangkan lebih banyak investor untuk masuk ke Indonesia, khususnya Sulawesi. Sehingga bisa menunjang pembangunan di daerah-daerah.
Pada kesempatan yang sama, Vice President CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd, Dani Widjadja menjelaskan CNGR sebagai produsen prekursor baterai terbesar di dunia telah memiliki pangsa pasar hingga 27 persen di tahun 2021.
CNGR juga telah memasuki rantai pasok untuk perusahaan kelas atas dunia termasuk Tesla, Samsung, hingga CATL (Contemporary Amprex Technology Co). Untuk itu CNGR ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan profesional seperti PLN untuk menopang suplai listrik dalam produksinya.
"Kami menyadari reputasi baik PLN sebagai penyedia listrik di Indonesia yang bisa menjangkau hingga pelosok. Ini adalah penandatanganan nota kesepahaman kedua kami dengan PLN. Kami ingin terus melanjutkan kerja sama ini dan berharap dapat menyelaraskan misi untuk mengabdikan diri pada pembangun negeri ini dan kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia," ujar Dani.
Sementara itu, Direktur Utama PT Akar Mas Smelter Indonesia Muh. Ichsan Sahabudin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan PLN. Khususnya untuk suplai daya sebesar 100 MVA yang akan diberikan untuk perusahaannya.
"Dukungan PLN ini sangat berarti untuk mengurangi RAB (Rancangan Anggaran Belanja) kami. Seharusnya kami membangun pembangkit sendiri dan kami tahu betapa besar biayanya untuk itu. Sehingga kami sangat bersyukur PLN bisa menyuplai industri yang membutuhkan pembangkit," imbuhnya.
Dua perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan biji nikel menargetkan pabriknya siap beroperasi di tahun 2024. Oleh karena itu PLN berkomitmen untuk dapat memasok listrik tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati.
Pada kesempatannya, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar), Awaluddin Hafid menyampaikan rasa syukurnya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 khususnya di Sulsel, Sultra, dan Sulbar terlaksana dengan sangat baik yang terlihat dari konsumsi listrik yang terus meningkat.
"Tugas kami adalah memastikan pasokan listrik ke seluruh pelosok, mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat," terang Awaluddin.
"Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya, penandatanganan ini menjadi bukti bahwa PLN mendapat kepercayaan penuh dan siap melayani kebutuhan listrik smelter. Silahkan pelanggan fokus mengurus bisnisnya, kami akan urus pasokan listrik pelanggan," pungkasnya.
Di samping itu, PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri, khususnya industri smelter, dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC).
Terlebih saat ini bauran energi di sistem kelistrikan Sulbagsel sudah mencapai 36 persen di atas rata-rata target nasional.
"Saya sempat berdiskusi dengan CNGR dan ternyata berminat untuk membeli produk REC kami, dengan kondisi tersebut kami siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor yang ingin berinvestasi di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat menggunakan energi bersih," tambah Awaluddin. [qnt]