WahanaNews.co | Pemerintah Indonesia melalui PP Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) telah menetapkan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, sementara berdasarkan data Kementerian ESDM realisasi hingga tahun 2020 baru tercapai 11,51%.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani mengatakan, PTPN III beserta seluruh anak perusahaan telah memanfaatkan EBT sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk operasional industri perkebunan.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Sebut Masa Depan Transisi Energi Sangat Cerah
”Total produksi listrik berbasis EBT di PTPN Group sebesar 318 megawatt (mw) atau setara 1.831.680 MWh/tahun, sumber energi ini dapat dimanfaatkan untuk operasional di perkebunan” papar Ghani dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (12/10/2021).
“Dari 318 mw energi yang dihasilkan maka potensi pengurangan emisi (dekarbonisasi) sebesar 1,9 Juta ton CO2/tahun," lanjut Ghani.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi nasional melalui peningkatan bauran EBT serta mendukung penuh target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030 melalui program kerja perusahaan yang sejalan antara lain melalui: penggunaan biomassa perkebunan sebagai sumber energi utama, hilirisasi bisnis perkebunan, serta optimasi & pengembangan pembangkit listrik maupun sumber EBT lainnya. Program tersebut dilaksanakan secara mandiri maupun bekerjasama dengan mitra strategis.
Baca Juga:
Pengamat Transportasi Kritik Sumber Energi Kendaraan Listrik dari Energi Kotor
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pabrik Gula (PG) dari awal perkembangannya telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar utama untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional pabrik.
PKS menggunakan cangkang dan serabut (fiber) kelapa sawit sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya, sementara PG menggunakan bagas tebu sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya.
PTPN group memiliki 75 unit PKS yang menggunakan sumber EBT (cangkang & fiber) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 80 mw serta memiliki 31 Unit PG yang menggunakan sumber EBT (ampas tebu/bagas) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 198 MW.