Sementara itu, PT PLN (Persero) menyoroti kendala besar yang dihadapi dalam upaya transisi energi, terutama dari sisi pembiayaan. Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, menjelaskan bahwa 65% produksi listrik Indonesia masih berasal dari batu bara, sehingga sulit bagi investor global untuk menyalurkan dana ke proyek energi terbarukan.
“Ekspektasi dari komunitas investor internasional terkadang tidak sejalan dengan kondisi di Indonesia. Dengan porsi batu bara lebih dari 50%, kami membutuhkan pendekatan pembiayaan yang lebih realistis dan inklusif. Indonesia tidak bisa berubah dari cokelat menjadi hijau secara tiba-tiba. Ini adalah perjalanan bertahap,” tegas Sinthya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Untuk mendukung transisi tersebut, PLN telah mengambil berbagai langkah strategis, seperti menerbitkan green bonds, menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan internasional, serta meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan. Namun, Sinthya menekankan pentingnya dukungan komunitas global agar proses transisi ini berjalan lancar.
[Redaktur: Amanda Zubehor]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.