Menurut Roy, alasan ketiga yang paling tepat bisa membuat KRAS bangkrut bulan ini adalah KRAS memiliki utang yang jatuh tempo di Desember 2021 ini kepada beberapa bank.
Nilai USD 200 juta.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Jual Anak Usaha untuk Bayar Utang
Karena itu, Roy membeberkan rencana agar utang tersebut bisa lunas, yaitu dengan menjual salah satu anak usaha atau subholding KRAS, yaitu PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), yang mana perusahaan tempat dirinya menjadi komisaris saat ini.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
"Kalau kita enggak bayar, maka bisa default. Oleh sebab itu kita menyiapkan skenario menjual salah satu subholding kita yaitu Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), KSI ini adalah subholding yang menjadi cash hold, yang menjadi dagingnya KS," ungkap Roy.
Untuk membayar utang senilai USD 200 juta tersebut, dia menilai cukup dengan menjual kepemilikan KSI maksimal 40 persen.
Namun, Roy mengungkap pihaknya "dipaksa" untuk menjual sampai 70 persen yang akan dilakukan secara bertahap sampai 2023 mendatang.