WahanaNews.co | Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan RI atau Zulhas menyampaikan, Indonesia dan Mesir akan terus memperkuat hubungan dagang yang saling menguntungkan.
Selama tujuh dekade, Mesir telah menjadi salah satu mitra penting dalam hubungan dagang Indonesia di kancah global. Mesir adalah negara pertama di Jazirah Arab yang mengakui kedaulatan Indonesia.
Baca Juga:
Mendag Busan Ajak Waralaba Ikut Business Matching Kemendag
Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menghadiri forum bisnis yang diselenggarakan untuk mempertemukan pelaku usaha Indonesia dan Mesir pada Minggu (14/5) di Kairo, Mesir.
Hadir dalam acara tersebut Duta Besar RI untuk Republik Arab Mesir Lutfi Rauf, Head of Egyptian Commercial Service Yahya Al Wathiq Billah, Sekretaris Jenderal Egypt–Indonesia Business Council Ahmad Bahgat, perwakilan Kadin Indonesia, perwakilan dari Indonesia Egypt Business Council, perwakilan dari asosiasi dari Indonesia dan Mesir, serta para pelaku usaha kedua negara.
“Forum bisnis ini diselenggarakan untuk mempertemukan dan memberi kesempatan bagi para pelaku bisnis dari Indonesia dan Mesir agar dapat membangun atau pun memperkuat hubungan dagang yang saling menguntungkan. Diharapkan hubungan diplomatik maupun hubungan ekonomi yang telah terjalin dapat semakin meningkat, terutama di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata. Pasar Mesir menyediakan prospek besar bagi pelaku usaha Indonesia. Mesir merupakan hub perdagangan menuju negara-negara di sekitarnya,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2025 Meningkat
Di samping itu, keberadaan jalur perdagangan Terusan Suez juga berperan menjadikan Mesir sebagai gerbang menuju negara-negara lain di kawasan Teluk, Afrika, dan Timur Tengah.
Penduduk Mesir yang berjumlah lebih dari 110 juta jiwa juga merupakan peluang pasar prospektif bagi Indonesia. Selain itu, pertumbuhan populasi Mesir yang tumbuh 2,5-3,5 persen per tahun telah meningkatkan permintaan pasar Mesir terhadap komoditas pangan.
Mendag Zulkifli Hasan menuturkan, peningkatan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Mesir perlu didukung infrastruktur dan fasilitas lain untuk mengakomodasi peningkatan aktivitas perdagangan kedua negara.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia mendukung pembentukan Joint Trade Committee yang di masa depan diharapkan dapat menjadi sarana untuk membahas peningkatan hubungan perdagangan ke arah perjanjian perdagangan yang lebih komprehensif seperti Perjanjian Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA).
“Hasil dari perundingan dan kerja sama lainnya yang terjalin antara Indonesia dan Mesir kami harapkan dapat dimanfaatkan pelaku bisnis dari kedua negara, terutama para eksportir Indonesia yang hadir pada forum bisnis kali ini. Produk yang kami tawarkan pada kesempatan ini antara lain sawit dan turunannya, kopi, kakao, makanan olahan, dan logistik,” urai Mendag Zulkifli Hasan.
Pada hari ini, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, juga dilakukan penandatanganan perjanjian imbal dagang antara Indonesia dan Mesir untuk produk kopi dari Indonesia dengan anggur dan/atau delima dari Mesir, serta penandatanganan MoU antar-business council dan pelaku usaha dari kedua negara.
Untuk skema perjanjian imbal dagang, perjanjian kerja sama ini merupakan salah satu strategi yang cukup efektif di tengah situasi ekonomi global yang kurang baik saat ini.
“Melalui mekanisme imbal dagang, kedua negara tetap dapat melakukan transaksi dagang yang saling menguntungkan, sekaligus mempertahankan cadangan devisa masing-masing negara yang mungkin terimbas resesi ekonomi global,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Dalam sambutannya, Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia. Tahun 2023, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional akan tetap kuat di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen, serta akan meningkat menjadi 4,7 persen hingga 5,5 persen pada 2024.
Pada 2022, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen. Capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2021 yang hanya berada di level 3,7 persen. Perbaikan ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19 juga terlihat melalui perolehan produk domestik bruto (PDB) per kapita nasional Indonesia tahun 2021 sebesar USD 4.783,9.
Indonesia, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, juga mencanangkan Indonesia Emas 2045. Artinya, saat memasuki 100 tahun kemerdekaan, Indonesia menargetkan bisa menjadi satu dari lima besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia.
“Kami optimistis visi Indonesia Emas 2045 dapat diwujudkan melalui dua hal. Pertama, menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan di dalam negeri. Kedua, mendorong peningkatan ekspor dan neraca perdagangan Indonesia, khususnya ke negara-negara nontradisional di Asia, Afrika, dan Timur Tengah,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.
Sekilas Perdagangan Indonesia–Mesir
Pada Januari–Maret 2023, perdagangan kedua negara telah mencapai USD 432,90 juta. Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 379,40 juta dan impor senilai USD 53,50 juta.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 325,80 juta.Sedangkan, total perdagangan tahun 2022 sebesar USD 1,57 miliar.
Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD 1,34 miliar dan impor Indonesia dari Mesir sebesar USD 0,23 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 1,11 miliar.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2018–2022), perdagangan kedua negara menunjukkan tren positif 11,21
persen. Produk ekspor utama Indonesia ke Mesir di antaranya minyak kelapa sawit, kopi, kelapa, benang, dan bagian yang digunakan untuk apparatus.
Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Mesir adalah pupuk mineral fosfat, kurma, buah ara, pinus, alpukat, jambu biji, pupuk mineral, tetes hasil dari ekstraksi atau pemurnian gula, dan kalsium fosfat alami. [jp/jup]