Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk orkestrasi Pemerintah dalam rangka memberikan kejelasan dari proses transisi, terutama berkaitan dengan APBN.
Selain memberi apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah sekarang, terutama Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono selaku perwakilan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi pada kesempatan tersebut juga menegaskan bahwa Tim Sinkronisasi dan Pemerintah sudah punya kesepahaman dalam pengalokasian anggaran untuk melaksanakan program-program pemerintahan selanjutnya di tahun 2025 nanti.
Baca Juga:
Terima Kunjungan Anggota Parlemen Thailand, Menko Airlangga Sampaikan Peluang Kerja Sama RI-Thailand
Lebih lanjut, terkait pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2025, diperkirakan akan berada di kisaran 5,1% - 5,5%. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan perbaikan daya beli masyarakat dan investasi yang diperkirakan akan meningkat melalui dukungan reformasi struktural.
“Defisit fiskal di RAPBN di angka 2,29% - 2,82% PDB untuk mendukung APBN yang sehat dan berkelanjutan,” kata Menko Airlangga.
Pasca pandemi Covid-19, kinerja Makro Fiskal terus menunjukkan kondisi yang baik. Rasio perpajakan konsisten tumbuh dua digit sejak tahun 2022 dan defisit fiskal terjaga dibawah 3% PDB sejak tahun 2022. Rasio utang tetap terjaga dibawah 40% PDB dan diikuti dengan Keseimbangan Primer tahun 2023 yang kembali surplus, dimana surplus Keseimbangan Primer terakhir terjadi pada tahun 2011.
Baca Juga:
Strategi Kolaborasi Ekonomi Indonesia-Australia Kembali Diperkuat untuk Lanjutkan Berbagai Komitmen Kerja Sama
Peringkat Daya Saing Indonesia tahun 2024 juga mengalami kenaikan signifikan, melesat 7 peringkat dari peringkat ke-34 di 2023 menjadi ke-27 di 2024. Perbaikan peringkat tersebut didorong kenaikan hampir seluruh komponen pembentuk yakni pada komponen Government Efficiency, Business Efficiency, dan Economic Performance. Meski demikian, Pemerintah tetap mengantisipasi berbagai tantangan regional maupun global melalui sejumlah kebijakan strategis.
“Dari indikator tersebut, kami optimis bahwa kita bisa menjaga keseluruhan, berbagai rasio baik itu pajak, keseimbangan primer, defisit budget maupun hutang. Dan tentunya Indonesia dalam proses masuk menjadi anggota OECD berkat leadership dari Bapak Presiden, Pak Joko Widodo, ini kita sangat dihormati dalam pergaulan negara-negara di tingkat global,” pungkas Menko Airlangga. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Selasa (25/6).
[Redaktur: JP Sianturi]