WahanaNews.co, Jakarta - Percepatan transformasi digital merupakan salah satu program prioritas bagi industri manufaktur di Indonesia. Implementasi smart manufacturing di Indonesia diyakini dapat mendongkrak nilai ekonomi yang signifikan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengemukakan, penerapan smart manufacturing merupakan bagian dari transformasi industri dalam mewujudkan peta jalan Making Indonesia 4.0.
Baca Juga:
Sejalan Visi Presiden, Balai Kemenperin Ciptakan Inovasi Pendukung Industri Hijau
“Sejak diluncurkannya Making Indonesia 4.0, kita berhasil melakukan transformasi pelaku industri di Indonesia ke arah digital. Kami optimistis, transformasi digital dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi yang ada di perusahaan industri. Hal ini tentunya membawa dampak positif terhadap peningkatan daya saing,” tuturnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/10).
Berdasarkan studi Ericsson 5G for Business, digitalisasi dengan teknologi 5G akan menawarkan potensi pendapatan sebesar USD8,49 miliar untuk operator di Indonesia, dengan sektor manufaktur yang menunjukkan potensi maksimal.
Sebagai upaya untuk mengasah keahlian dan kreativitas penerapan smart manufacturing, Kementerian Perindustrian berkolaborasi dalam penyelenggaraan Ericsson Hackathon 2024. Kegiatan tersebut merupakan wujud kerja sama antara Kemenperin dengan Ericsson, Kementerian Komunikasi dan Digital, McKinsey Company, Swiss German University, serta Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA).
Baca Juga:
Wamenperin: Standardisasi Tingkatkan Daya Saing Industri Prioritas Nasional
“Melalui Pusat Industri Digital 4.0 atau PIDI 4.0, Kemenperin berpartisipasi di Ericsson 2024 untuk mendorong pemanfaatan industri 4.0 bagi pelaku di industri manufaktur dan mahasiswa,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan di Jakarta.
Fokus dari program Hackathon ini adalah pada smart manufacturing, yakni sebuah pendekatan yang mengintegrasikan teknologi canggih seperti IoT, analisis big data, robotics, dan AI untuk dapat mengoptimalkan proses manufaktur serta memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data.
“Dengan memanfaatkan kekuatan AI dan 5G, para peserta akan menghasilkan ide-ide inovatif untuk meningkatkan otomatisasi, pemeliharaan prediktif, quality control, dan manajemen rantai pasokan di bidang manufaktur,” tandas Masrokhan. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Senin (28/10).