Aksi penjarahan yang banyak ditafsirkan karena ketidaksukaan publik pada pemiliknya, Sudwikatmono yang merupakan sepupu Presiden Soeharto, merugikan PT Golden Truly mencapai Rp12 miliar.
Akhirnya, Dwi melepas Golden Truly miliknya kepada pemilik baru dan mengubah kepemilikan hingga otomatis mengubah nama menjadi PT Golden Retailindo pada tahun 2000. Namun, tak berselang lama. Sejak 2002 hingga 2016 kepemilikan Golden Truly sendiri seringkali berpindah tangan.
Baca Juga:
Ini 5 Mal di Jakarta yang Pas Dikunjungi saat Libur Imlek 2023
Kondisi keuangan Golden Truly yang merugi meski telah melakukan re-branding menjadi alasan banyak pihak melepas mal dan department store tersebut. Keputusan untuk ditutupnya Golden Truly mengundang kesedihan tersendiri bagi pengunjung setianya. Hal itu disampaikan lewat komentar di sosial media perusahaan.
“Ingat sekali pernah diajak alm.Bapak saya ke sini untuk sekedar cuci mata & main dingdong, tapi nggak boleh beli mainan. Dulu kalau diajak makan hokben ke mall ini senangnya minta ampun, ya sekarang hanya tinggal kenangan untuk masa kejayaannya, apalagi semenjak pasca kerusuhan tahun 98,” ungkap salah satu warganet Abriady Putra, Kamis (12/1/2022).
Sayangnya, satu per satu gerainya harus ditutup karena kalah pamor dengan mal yang lebih modern, seperti Grand Indonesia, Senayan City, Kota Kasablanka, dan beberapa mal lainnya. Adapun, Golden Truly di Gunung Sahari menjadi gerai terakhir yang ditutup, tepatnya pada 1 Desember 2020 silam.
Baca Juga:
Orang-orang Ini Kuasai Mal-mal Mewah di Ibu Kota, Berikut Daftarnya
Ini juga membuktikan bahwa barang yang dijual di department store hanya sedikit menarik pengunjung. Lokasi terakhir akan dikelola oleh manajer baru. Namun, meski masyarakat sudah tidak bisa lagi bertemu secara fisik dengan Golden Truly.
Meski demikian, manajemen Golden Truly menyebut pihaknya akan tetap memenuhi kebutuhan masyarakat melalui e-commerce. Saat ini, dua tahun setelah penutupannya di Gunung Sahar, gedung Golden Truly sendiri telah direnovasi untuk pembangunan proyek Mustafa Centre, pusat perbelanjaan ternama di Singapura.
Adapun, proyek ini digadang-gadang akan selesai pada tahun 2024, di mana akan dilengkapi hotel. Sehingga, ini bisa menjadi lokasi wisata belanja baru di Indonesia. [eta]