WahanaNews.co | Grab berencana mengurangi insentif yang diberikan pada konsumen dan mitranya pada paruh kedua 2022, setelah agresif menarik pengguna lewat promosi pada awal tahun.
Grab mengucurkan triliunan rupiah untuk memikat mitra pengemudi, pedagang, dan konsumen selama Q1 2022. Insentif yang diberikan oleh Grab ke konsumen naik 85% ke US$344 juta, sedangkan insentif ke mitra bertambah 55% menjadi US$216 juta. Artinya, total insentif senilai US$470 juta atau sekitar Rp 6,9 triliun dihabiskan Grab dalam 3 bulan.
Baca Juga:
Begini Penjelasan Kenapa Sopir Taksi Online Harus Punya Asuransi
Upaya ini berhasil mendongkrak jumlah pengguna dan nilai transaksi di aplikasi Grab. Pengguna Grab naik 19% year-on-year dari 28 juta menjadi 30,9 juta pada Q1 2022.
GMV Grab melonjak 32% year-on-year menjadi US$4,8 miliar pada Q1 2022. Dampaknya, pendapatan Grab terangkat 6% menjadi US$228 juta pada tiga bulan pertama tahun ini.
Pertumbuhan pesat GMV juga membuat insentif yang dikucurkan Grab lebih efisien. Pada Q1 2021, pengeluaran untuk insentif mencapai 13% dari GMV. Porsi tersebut turun menjadi 11,6% pada Q1/2022.
Baca Juga:
Grab Indonesia Tegaskan Komitmen untuk Berikan Perlindungan Kepada Konsumen
"Kami membukukan pertumbuhan top-line yang kuat di sektor pengiriman. Ini adalah dampak dari makin banyaknya pedagang, yang kemudian mendorong pengguna memilih Grab," kata CEO Grab Anthony Tan dalam pertemuan dengan investor, Kamis (19/5/2022).
Namun, mitra dan konsumen Grab hanya bisa menikmati insentif hingga pertengahan tahun ini. Pada paruh kedua 2022, Grab akan memangkas insentif sejalan dengan makin stabilnya jumlah mitra pengemudi dan pedagang yang menawarkan layanan mereka di platform tersebut.
"Ke depan, kami akan fokus dalam meningkatkan keberlanjutan dengan menggunakan modal kami dengan disiplin, lewat optimasi fixed cost dan mengurangi belanja insentif seiring dengan pasar yang makin rasional," kata CFO Grab Peter Oey.
Kerugian Grab menyusut 35% dari US$666 juta pada Q1 2021 menjadi US$435 juta atau sekitar Rp 6,38 triliun pada Q1 2022. Namun, Grab menegaskan bahwa penurunan drastis ini hanya akan terjadi pada periode tersebut, karena ada faktor eliminasi biaya bunga non-kas dari saham preferen konversi yang redeemable.
Grab memproyeksikan pendapatan perusahaan selama 2022 ada di kisaran US$1,2 miliar hingga US$1,3 miliar. [qnt]