WahanaNews.co, Aceh - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I terus memperkuat percepatan pemulihan kondisi sungai, tanggul, dan layanan dasar masyarakat pasca bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh.
Berdasarkan laporan per 8 Desember 2025, total 21 unit alat berat telah berada di lapangan mendukung operasi darurat penanggulangan bencana, khususnya di sektor Sumber Daya Air (SDA).
Baca Juga:
Kementerian PU Pastikan Jaringan Jalan Nasional dan Tol Siap Layani Arus Nataru 2025/2026
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa Kementerian PU berkomitmen penuh hadir di setiap titik lokasi bencana. “Seluruh Balai Teknis Kementerian PU terus bergerak cepat membantu masyarakat. Penanganan darurat pada tanggul, sungai, dan akses vital harus dipastikan berjalan tanpa menunggu. Kita akan terus memperkuat dukungan alat berat dan personel sampai kondisi kembali pulih,” kata Menteri Dody.
Kementerian PU melalui BWS Sumatera I menjadi garda terdepan dalam penanganan infrastruktur sumber daya air, mengingat dampak bencana menyebabkan 36 titik tanggul jebol, 143 titik tanggul kritis, serta kerusakan pada jaringan irigasi di berbagai kabupaten.
Penanganan darurat dilakukan secara paralel dengan memprioritaskan lokasi-lokasi dengan risiko terjadinya banjir susulan melalui pengerahan alat berat dan personel tanggap darurat. Sebanyak 21 alat berat telah dimobilisasi BWS Sumatera I di kabupaten terdampak seperti Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Bireuen, dan Aceh Tenggara.
Baca Juga:
Menteri PU Minta Kaji Jalur Alternatif Padang-Bukittinggi dan Penanganan Jembatan Malalak
Puluhan alat berat seperti excavator, excavator long arm, hingga wheel loader bekerja di lokasi-lokasi kritis dengan pekerjaan pengalihan aliran sungai, pembersihan sedimen, perbaikan tanggul, serta pembukaan akses bagi logistik dan evakuasi.
Salah satu pekerjaan prioritas adalah lanjutan pengalihan aliran Sungai Manyang di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya yang terus digarap untuk mencegah limpasan air kembali meluas ke permukiman. Kegiatan ini dilakukan non-stop sejak akhir November dan menjadi salah satu lokasi dengan eskalasi penanganan tertinggi.
Di Aceh Tamiang, BWS Sumatera I juga mendukung pemulihan akses dan layanan dasar masyarakat melalui pembersihan sedimen pada ruas-ruas utama kawasan Kuala Simpang. Bersamaan dengan itu, bantuan logistik seperti sembako, selimut, dan kebutuhan pengungsi turut disalurkan ke berbagai titik terdampak oleh Satker Bendungan dan PPK Operasi dan Pemeliharaan.