WahanaNews.co | PT PLN (Persero) terus mendukung upaya pemerintah mewujudkan energi bersih.
Selain membangun pembangkit ramah lingkungan, salah satu upaya PLN yakni menyerap listrik yang dihasilkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) milik swasta seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso dan PLTA Malea di Sulawesi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai langkah PLN menggenjot pengembangan pembangkit EBT, khususnya PLTA patut diapresiasi.
Apalagi, potensi pengembangan EBT di Indonesia masih sangat besar. Khususnya sektor PLTA dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-Hidro (PLTMH), potensinya mencapai 95 gigawatt (GW).
"Potensi yang sangat besar ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Dukungan PLN menjadi hal penting, " ujar Mamit dalam keterangan yang diterima Senin (28/2/2022).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Mamit menilai PLTA juga mempunyai kemampuan yang andal dari sisi pasokan dan utilitas. PLTA mempunyai daya tahan lebih lama, bisa menjadi pembangkit baseload dan mampu menjadi peaker.
"PLTA ini merupakan EBT yang bisa menjadi peaker atau mampu menjaga beban puncak dibandingkan dengan EBT lain seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang masih bersifat intermitten," ujar Mamit.
Dari sisi penurunan emisi karbon, Mamit juga menilai PLTA merupakan pembangkit yang benar-benar zero emision karena tidak memerlukan backup sumber energi lain yang berasal dari fosil.
Sedangkan dari sisi investasi, semakin berkembangnya teknologi maka investasi yang harus dianggarkan untuk PLTA makin murah.
"Di awal investasinya memang masih tinggi, tetapi PLTA usianya juga akan lebih panjang dan biayanya lebih murah," ungkap dia.
Tak hanya itu, lanjut Mamit, PLTA juga bisa menjadi konservasi sumber daya air serta memberikan manfaat lain yang cukup banyak.
"Proyek PLTA merupakan salah satu proyek yang diutamakan di rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030," ungkap dia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy 515 MW dan PLTA Malea Energy 90 MW milik keluarga Jusuf Kalla.
Peresmian ini dilakukan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Khusus PLTA Malea Energy 90 MW sendiri terletak di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan dan sudah beroperasi sejak tahun lalu. [qnt]