WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan, beras adalah salah satu
komoditas pangan strategis yang saat ini harganya terkendali dan stabil di tingkat nasional. Untuk menjaga stabilitas harga tersebut, Pemerintah terus menempuh sejumlah langkah seperti operasi pasar dan berbagai langkah stabilisasi lainnya.
Penegasan ini disampaikan Mendag Busan usai Rapat Koordinasi (rakor) Pengendalian Harga Beras di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta pada Senin, (20/10).
Baca Juga:
Kreativitas Tanpa Batas di TEI 2025 dari Cokelat Criollo, Olahan Pelepah Pisang, dan Ulat Sutera Pikat Buyer Mancanegara
“Kami bersama Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional akan terus menjaga pasokan beras agar tetap mencukupi serta mencegah lonjakan harga di pasar. Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan melalui operasi pasar dan langkah-langkah stabilisasi lainnya. Kami ingin memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga barang kebutuhan pokok, termasuk beras, bagi masyarakat di seluruh Indonesia,” ujar Mendag Busan.
Mendag Busan memaparkan, di wilayah sentra produksi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga beras medium masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni sekitar Rp11.200–Rp11.800 per kilogram.
Namun, harga beras rata-rata nasional masih sedikit di atas HET, terutama disebabkan oleh faktor distribusi di wilayah timur seperti Papua, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Baca Juga:
Hari Ketiga Keliling TEI Lagi, Mendag Busan Ditantang "Battle" Menata Gaya di Paviliun JMFW
“Kalau kita lihat per wilayah, beberapa daerah yang sekarang sudah berada di bawah HET. Dulu hampir semua di atas HET, tetapi sekarang trennya menurun. Kondisi ini menunjukkan perbaikan distribusi dan efektivitas intervensi pasar. Namun, di wilayah timur, distribusi masih menjadi
tantangan utama,” jelasnya.
Dalam rakor tersebut, Mendag Busan menyampaikan beberapa rekomendasi dan langkah pengendalian harga beras. Pertama, optimalisasi penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga
Pangan (SPHP) yang difokuskan ke pasar-pasar rakyat sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Kedua, kolaborasi dalam penyaluran SPHP. Ketiga, meneruskan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah sebagai upaya menekan harga pangan strategis.