WahanaNews.co | Wakil Menteri Perdagangan Jerry bertemu Deputi United Stated Trade of Representative (USTR) Duta Besar Sarah Bianchi membahas hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS, termasuk perkembangan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) di Jakarta
pada hari ini, Senin (17/7).
"Dalam pertemuan, Duta Besar Bianchi menyatakan target AS agar IPEF dapat selesai pada tahun ini.
Indonesia kembali menyuarakan perlunya komitmen akses pasar, salah satunya terkait bahan mineral kritis (critical minerals) agar ada manfaat nyata yang didapatkan," terang Wamendag Jerry.
Baca Juga:
Dyah Roro Esti Resmi Terima Tongkat Estafet sebagai Wakil Menteri Perdagangan
Wamendag menambahkan, Indonesia mengajak investor AS menanamkan investasinya dalam proyek transisi energi.
Hal ini untuk mewujudkan ekonomi hijau dan hilirisasi dalam bidang ekstraksi bahan mineral kritis dan bahan baku lain yang dibutuhkan dalam sektor energi bersih, misalnya
sebagai komponen baterai untuk kendaraan listrik.
IPEF yang diluncurkan pada 23 Mei 2022 di Jepang merupakan pernyataan di tingkat politis untuk mengatasi berbagai tantangan global untuk meningkatkan kerja sama ekonomi AS di kawasan Indo Pasifik, melalui 4 pilar, yaitu perdagangan, rantai pasok, ekonomi bersih, serta ekonomi berkeadilan.
Baca Juga:
Para Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN Dorong Isu Keberlanjutan dan Kerja Sama Digital
Sebanyak 14 negara bergabung dalam IPEF, yaitu AS, Australia, Brunei Darussalam, Filipina, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Fiji.
Negara mitra dapat memilih untuk ikut di salah satu pilar (parsial) atau seluruh pilar. Indonesia menyatakan bergabung di keseluruhan pilar.
Putaran ke-4 perundingan IPEF telah selesai digelar pada 9-15 juli 2023 di Busan, Korea Selatan. Adapun putaran ke-5 diagendakan pada September 2023 mendatang di Thailand.
"Terkait dengan pembahasan perundingan, Indonesia juga meminta fleksibilitas dari pihak AS untuk
ketentuan-ketentuan baru bagi negara anggota yang cukup sensitif untuk kebijakan nasional," ujar Jerry. [jp/jup]