WahanaNews.co, Jeddah - Penyelenggaraan In-Store Promotion “Indonesia Week” di Wahj Mart, Jeddah, Arab Saudi, pada 30 Juli–20 Agustus 2025 berhasil menarik perhatian konsumen setempat.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah ini mencatatkan peningkatan penjualan produk Indonesia sebesar 18 persen dibandingkan periode sebelum pelaksanaan Indonesia Week.
Baca Juga:
Indonesia Dorong UE Adopsi Hasil Panel WTO Terkait Sengketa Biodiesel
Menanggapi selesainya pelaksanaan Indonesia Week, Kepala ITPC Jeddah Bagas Haryotejo menegaskan, promosi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi produk Indonesia di Arab Saudi.
“Kami melihat respons masyarakat Jeddah sangat positif. Peningkatan penjualan 18 persen ini menjadi bukti produk Indonesia semakin mendapat tempat di hati konsumen Arab Saudi. Kami ingin memanfaatkan momentum ini untuk memperluas penetrasi pasar keluar Jeddah, seperti misalnya
ke kota Taif dan Abha,” ujar Bagas.
In-Store Promotion “Indonesia Week” di Wahj Mart fokus memperkenalkan produk fast-moving consumer goods (FMCG) asal Indonesia. Acara ini menghadirkan delapan distributor besar di Arab Saudi, yaitu Pinehill, Mizanain, Mohammed Bawazir for Trading (MBT), Said Bawazir Trading
Company (SBTC), Golden Al Gamah, Mawla Dawila, Al Sahah, dan Napcol.
Baca Juga:
'UMKM BISA Ekspor' Libatkan Penyandang Disabilitas untuk Mendorong Ekspor
Selain menghadirkan produk, kegiatan ini dimeriahkan pembagian sampel gratis, diskon khusus, hingga pertunjukan tari tradisional oleh siswa Sekolah Indonesia Jeddah.
Bagas menyebut, Wahj Mart dipilih sebagai lokasi promosi karena menjadi salah satu alternatif belanja favorit warga asing setelah penutupan Sarawat Superstore akibat kebakaran pada 2024. Harga produk yang kompetitif, mendekati harga grosir, juga menjadi daya tarik utama bagi
konsumen untuk belanja ke Wahj Mart.
“Keberhasilan Indonesia Week tahun ini akan dijadikan landasan untuk menggelar kegiatan serupa di wilayah lain. Target kami adalah memperluas jangkauan. Promosi semacam ini akan terus kami dorong agar produk Indonesia semakin dikenal dan dipercaya,” imbuh Bagas.
Sementara menurut perwakilan Golden Al Gamah, kegiatan ini tidak hanya berdampak langsung pada peningkatan penjualan produk-produk impor dari Indonesia, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan berbagai produk baru asal Indonesia. Salah satunya adalah keripik tempe dengan merek “Kahla” yang merupakan hasil karya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia.
Ekspor produk makanan olahan Indonesia ke Arab Saudi menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 13,90 persen pada periode 2023–2024. Sementara itu, pada periode Januari–Agustus 2025, ekspor sektor ini kembali meningkat sebesar 1,40 persen menjadi USD 108 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 106 juta.
[Redaktur: Alpredo]