WahanaNews.co | Manajer Investasi mengungkapkan beberapa alasan mengapa dana investor asing deras masuk pada pasar saham di Indonesia, dan diperkirakan aliran dana ini masih akan terus bertahan.
Berdasarkan keterangan resmi Bursa Efek Indonesia, hingga Jumat (15/10/2021), sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 33,15 triliun.
Baca Juga:
Terkait Pembangunan Kedutaan India di Jakarta, Waskita Karya Digugat Edwin Soeryadjaya
Di mana jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya, nilai beli bersih sepanjang tahun baru berada dalam kisaran Rp 23,38 triliun.
Pada bulan September 2021, dalam laporannya BEI membukukan total aksi beli bersih investor asing sebanyak Rp 4,40 triliun, sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya investor asing justru membukukan aksi jual bersih sebanyak Rp 15,59 triliun.
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, menyebutkan, masuknya dana investor asing tersebut pada tahun ini dipengaruhi oleh beberapa alasan, di antaranya terdapat kenaikan harga komoditas sehingga memacu pemulihan ekonomi di dalam negeri.
Baca Juga:
'Ring the Bell for Gender Equality' Dorong Investasi untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
“Harga komoditas yang tinggi sehingga pemulihan ekonomi menjadi cepat cepat serta laporan keuangan membaik…. menjadi alasan derasnya dana asing masuk ke Indonesia,” ungkap Rudi, saat dihubungi wartawan, Senin (18/10/2021).
Kemudian, menurutnya, saat ini valuasi saham bluechip yang murah di pasar saham Indonesia juga menjadi pendorong minat investor asing saat ini.
Tidak hanya itu, Rudiyanto meneruskan, aksi IPO dan aksi right issue bernilai besar oleh perseroan juga dinilai sukses.
Selain itu penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air yang saat ini telah mereda juga dinilai baik dan menarik minat investor asing masuk ke Indonesia.
Rudiyanto pun menyampaikan bahwa jika tidak ada perubahan atau sentimen yang signifikan, maka dana asing bahkan masih akan bertahan masuk di tahun mendatang.
Namun Rudiyanto mengingatkan bahwa volatilitas pasar di saham yang tinggi tetap harus menjadi perhatian investor, terutama ketika harganya sudah naik cukup tinggi.
Panin Asset Management pun memproyeksikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di harga wajar pada level 6.700 di akhir tahun nanti.
“Untuk 2021 IHSG di harga wajar 6.700, untuk 2022 diperkirakan antara 7.400 - 7.600,” ungkap Rudiyanto.
Adapun, pada perdagangan hari ini, Senin (18/10/2021), IHSG terpantau ditutup menguat 0,38 persen atau 25,43 poin ke level 6.658,77.
Di mana tercatat total transaksi mencapai Rp 16,41 triliun, dengan nilai beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp 1,02 triliun. [dhn]