“Meski bea masuk produk sabun Indonesia masih di atas 40--60 persen, konsumen Mesir tetap menggandrungi sabun Indonesia yang terbuat dari minyak nabati (vegetable oils). Hal ini
merupakan indikasi peluang pasar yang akan terus berkembang,” jelas Syahran.
Lebih lanjut, Syahran mengatakan, nilai ekspor Malaysia sebagai pesaing utama produk sabun Indonesia di pasar Mesir sebesar USD 21,57 juta atau setara dengan 79,5 persen dari total pangsa pasar di Mesir.
Baca Juga:
Tunjukkan Daya Saing Produk Lokal di Pasar Global, Mendag Busan Lepas Ekspor Alas Kaki UMKM Surabaya ke Kuwait
Negara lain yang menjadi pesaing Indonesia dalam ekspor produk sabun ke Mesir adalah Jerman dengan nilai ekspor sebesar USD 523 ribu atau 1,93 persen dari total pangsa pasar.
Kemudian, Turki menyusul dengan nilai ekspor sebesar USD 512 ribu atau 1,89 persen dari total pangsa pasar. Setelah itu, Tunisia mengikuti dengan nilai ekspor sebesar USD 38 ribu atau 0,14 persen dari keseluruhan pangsa pasar.
Presiden Direktur United Egypt for Commercial and Industrial Investments Mohamed Khallaf
mengutarakan, perusahaannya telah mengimpor produk basis sabun (soap noodles) buatan Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Baca Juga:
Kemendag Rilis Harga Referensi CPO dan Biji Kakao Per Juni 2025
Setiap tahunnya, United Egypt rata-rata mengimpor 3-4 ribu ton produk bahan baku sabun berbahan minyak nabati untuk diproduksi menjadi sabun batang. Selain membuat kulit tetap terlindungi, sabun batang juga ekonomis dan ramah lingkungan.
“Perusahaan kami masih membidik segmen pasar menengah ke bawah. Hal ini karena perputarannya sangat tinggi dan lebih sensitif terhadap harga,” pungkas Khallaf.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.