Hidrogen dapat menjadi sumber
energi yang bersih dan fleksibel yang berpotensi memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus membuka peluang baru dalam perdagangan internasional.
Lebih lanjut, Wamendag menjelaskan, Indonesia memandang AS sebagai mitra strategis dan berharap dapat terus membangun dialog yang terbuka dan konstruktif. Namun, Indonesia juga harus siap menghadapi segala kemungkinan. Dalam hal energi, diplomasi Indonesia harus berevolusi; dari diplomasi berbasis komoditas menjadi diplomasi yang berpusat pada teknologi dan keberlanjutan.
Baca Juga:
Wamendag: Indonesia Kedepankan Diplomasi Perdagangan Hadapi Trump 2.0
Wamendag Roro menambahkan ada beberapa langkah penting yang harus segera Indonesia lakukan untuk memimpin di sektor ini. Pertama, mempercepat regulasi dan insentif untuk produksi dan distribusi hidrogen, termasuk untuk tujuan ekspor.
Kedua, memperkuat kolaborasi
teknologi dengan negara-negara maju dan mitra strategis baru. Ketiga, diversifikasi sumber komponen utama untuk menghindari ketergantungan pada satu negara. Keempat,
pengembangkan infrastruktur logistik dan distribusi, termasuk pelabuhan ekspor hidrogen khusus
"Kita juga harus menjaga keseimbangan. Industri dalam negeri harus diperkuat dan impor dikelola
dengan hati-hati. Hal ini agar tidak mengganggu neraca perdagangan kita atau memberi tekanan pada sektor strategis, seperti properti dan konstruksi, yang juga dipengaruhi tarif bahan bangunan," kata Wamendag.
Baca Juga:
Jelang Idulfitri, Wamendag Roro Tinjau Ketersediaan dan Harga Bapok di Yogyakarta
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.