WahanaNews.co, Bandung - Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kemajuan dalam Putaran ke-17 Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang berlangsung pada 26 Februari-1 Maret 2024 di Bandung, Jawa Barat.
Pada putaran ini keduanya berhasil menjaga momentum positif dengan menyelesaikan tiga bab secara teknis dan mendorong diskusi akses pasar di bidang barang, jasa, dan investasi.
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula, Kejagung Periksa Eks Stafsus Mendag
Ketiga bab tersebut yakni Bab
Kerja Sama Sistem Pangan Berkelanjutan, Hambatan Teknis Perdagangan, dan Ketentuan
Institusional. Pada putaran ini, Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Johni Martha.
Sementara Delegasi Uni Eropa
dipimpin Deputy Head of Unit for South and South East Asia, Australia, and New Zealand European
Commission, Fabien Gehl.
“Saya dan Ketua Delegasi Uni Eropa melihat hasil perundingan kali ini cukup baik dan sesuai target yang telah kami tetapkan secara internal. Diskusi di beberapa isu runding berhasil kita selesaikan secara teknis dan isu-isu sulit yang tersisa juga mulai mengerucut. Kami sepakat untuk terus berdialog dan mencari solusi yang saling menguntungkan serta mengedepankan sikap pragmatis dalam perundingan,” jelas Johni.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Sebanyak 12 isu perundingan dibahas dalam putaran ini. Isu tersebut diantaranya perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, kerja sama sistem pangan berkelanjutan, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal barang, energi dan bahan mentah, hambatan teknis perdagangan, subsidi, kekayaan intelektual, ketentuan institusional, dan klausul antipenipuan.
“Saya berharap tren positif dalam dua putaran terakhir dapat terus dipertahankan sehingga target
Presiden RI dan Presiden Komisi Eropa untuk menyelesaikan perundingan I-EU CEPA di tahun ini dapat dicapai. Untuk itu, kami terus mendorong peningkatan intensitas komunikasi dan pertemuan oleh kelompok runding,” lanjut Johni.
Di sela-sela perundingan, kedua Ketua Delegasi juga melakukan pertemuan dengan para pelaku usaha Indonesia dan Eropa. Tidak kurang dari 25 perwakilan kamar dagang, asosiasi, dan perusahaan Indonesia dan Eropa turut hadir dalam pertemuan tersebut dan menyampaikan dukungan untuk segera menyelesaikan perundingan.
Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada 2023, total perdagangan keduanya tercatat sebesar USD 30,8 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar USD 16,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar USD 14,1 miliar.
Pada 2023, produk ekspor andalan Indonesia ke Uni Eropa di antaranya minyak kelapa sawit dan fraksinya, bijih tembaga dan konsentratnya, asam lemak monokarboksilat industri, alas kaki, serta residu minyak padat dari ekstraksi saturan. Sementara impor utama Indonesia dari Uni Eropa
meliputi mobil dan kendaraan bermotor untuk penumpang, obat-obatan, kendaraan bermotor
untuk angkutan barang, mesin pembuat bubur kertas, serta pipa dari besi.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]