WahanaNews.co | Kementerian Investasi/BKPM mencatat ada lima wilayah di Indonesia yang paling diminati investor untuk menempatkan dananya. Paling besar adalah di Jawa Barat.
Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan hal ini dikarenakan Jawa Barat sedang dibangun proyek transportasi besar. Hal itu katanya, menarik banyak investor yang berminat masuk.
Baca Juga:
KWI Tolak Privilese Kelola Tambang dari Jokowi, Begini Tanggapan Menteri Bahlil
"Jabar pertama itu karena ada sektor transportasi di sana, kemudian perumahan, industri kendaraan, jasa dan lainnya," ujar Bahlil dalam pemaparan investasi kuartal III-2022 di kantor BKPM, Senin (24/10).
Berdasarkan data BKPM, total investasi yang masuk Indonesia sepanjang kuartal III-2022 sebesar Rp307,8 triliun, atau tumbuh 42,1 persen.
Realisasi investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp138,9 triliun atau tumbuh 22,5 persen (yoy) dan turun tipis 0,05 persen (mtm) dan Penanaman Modal Asing sebesar Rp168,9 triliun, tumbuh 63,6 persen (yoy) dan 3,5 persen (mtm).
Baca Juga:
Menteri Bahlil Bakal Terbitkan Izin Usaha Tambang Batu Bara untuk PBNU
Dari jumlah ini, paling banyak masuk ke Jawa Barat yakni Rp44,9 triliun atau 14,6 persen dari total investasi. Posisi kedua investasi terbanyak masuk ke DKI Jakarta sebesar Rp28,4 triliun atau 9,2 persen dari total investasi.
Posisi ketiga, wilayah yang paling diminati investor adalah Riau dengan besaran realisasi investasi Rp27,5 triliun atau 8,9 persen dari total investasi.
Kemudian yang ada di posisi keempat adalah Jawa Timur dengan capaian Rp25,9 triliun, atau tercatat 8,4 persen dari total investasi.
Posisi kelima ada Sulawesi Tengah dengan capaian Rp24,3 triliun atau 7,9 persen dari total investasi yang masuk ke Tanah Air pada kuartal III-2022.
Sementara itu, lima asal negara yang berinvestasi ke Indonesia terbesar masih dipegang oleh Singapura US$3,8 persen, kemudian disusul oleh China sebesar US$1,6 miliar. Lalu ada Jepang dan RRT dengan nilai yang sama masing-masing US$1 miliar, serta Malaysia US$900 juta. [afs]