WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan kasus penarikan udang beku asal Indonesia di Amerika Serikat (AS) tidak akan mengganggu jalannya negosiasi tarif ekspor nol persen yang sedang diperjuangkan pemerintah Indonesia.
"Nggak (terdampak), itu kan gak terkait dengan negosiasi. Jadi yang penting kalau udang itu sekarang kan memang sedang diidentifikasi ya oleh K/L (Kementerian/Lembaga) teknis, oleh Kementerian Lingkungan Hidup, KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Kementerian Perindustrian, dan sebagainya. Nah ke depan jangan sampai ini terjadi lagi. Karena jangan sampai pasar kita menjadi terganggu, terutama pasar udang. Ya jadi itu yang harus kita jaga," kata Budi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (22/8/2025) melansir CNBC Indonesia.
Baca Juga:
Ditjen PDSKP Ungkap Komoditas Udang Dominasi Ekspor Sektor Perikanan
Budi menegaskan, pemerintah terus melakukan koordinasi lintas kementerian agar kasus serupa tidak terulang.
"Kita terus koordinasi. Kemarin saya juga sudah ketemu Pak Menteri KKP, terus Pak Wamen Lingkungan Hidup. Jadi ke depan jangan sampai terulang. Karena kalau pasar kita hilang kan sayang. Dan ini sebenarnya sementara nggak mengganggu. Ya karena Amerika hanya fokus itu, yang lain kan nggak ada masalah. Jadi bukan berarti ketika ada masalah terus semua disetop, nggak begitu," jelasnya.
Saat disinggung apakah eksportir udang sudah dipanggil terkait kasus ini, Budi mengatakan pihaknya belum melakukan pemanggilan.
Baca Juga:
470 Juta Tahun Lalu, Ukuran Nenek Moyang Udang Capai 2 Meter
"Yang dari kami belum. Mungkin kalau yang K/L lain sudah ada, karena masih identifikasi," ucap dia.
Sebelumnya, otoritas kesehatan AS menarik produk udang beku asal Indonesia yang dipasarkan di sejumlah toko ritel Walmart. Penarikan dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mendeteksi potensi kontaminasi isotop radioaktif Cesium-137.
"Udang tersebut tampaknya telah disiapkan, dikemas, atau disimpan dalam kondisi yang tidak higienis sehingga mungkin terkontaminasi Cs-137 dan dapat menimbulkan masalah keamanan," tulis FDA dalam peringatannya, Selasa (19/8/2024), seperti dikutip dari AFP.