WahanaNews.co | PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (UIP Sumbagteng) menggagas program Santripreneur di Kabupaten Kampar dengan berupaya meningkatkan kompetensi teknis santri serta memberikan bantuan mesin dan peralatan produksi.
Santripreneur merupakan Program Pemerintah yang digulirkan oleh Kementerian Perindustrian sejak tahun 2013 dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.
Baca Juga:
Program PLN Peduli Dukung Pengembangan Pendidikan Bagi 20.848 Penerima Manfaat di Semester I 2024
Berdasarkan data dari Kementerian Agama, pada tahun 2019 tercatat jumlah pondok pesantren yang ada di Indonesia sebanyak 26.975 dengan jumlah santri mencapai lebih dari 4 juta orang.
Kampar merupakan kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki pondok pesantren paling banyak. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir jumlahnya melonjak hampir dua kali lipat, dari awalnya sebanyak 45 pada tahun 2019 menjadi 84 pada tahun 2022.
Minyak kayu putih merupakan komoditi dengan tingkat keperluan dalam negeri mencapai 3.600 ton per tahun. Produksi lokal saat ini hanya sanggup memenuhi sebanyak 600 ton per tahun dan sisanya diimpor dari luar negeri.
Baca Juga:
Laporan Tahunan TJSL PLN Peduli: Keberhasilan Pengembangan Lapangan Kerja dan UMKM Nasional
Dengan harga jual sekitar 300 ribu rupiah per liter dan usia produktif tanaman berkisar 25 sampai 30 tahun, tak ayal membuat sektor ini cukup menjanjikan untuk digarap.
Dilandasi hal ini UIP Sumbagteng bekerja sama dengan Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kuok (BPSILKH Kuok) menyusun road map santripreneur berbasis tanaman kayu putih.
Road Map tersebut meliputi pembekalan teknis dari budidaya sampai pembuatan produk, pengadaan mesin penyuling, pendampingan budidaya hingga pelatihan pemasaran produk.