Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan, jumlah UMKM saat ini mencapai 65 juta unit dan memberikan kontribusi 97 persen terhadap penyerapan tenaga kerja dan 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Wamendag merinci berbagai peluang dan tantangan yang dapat dimanfaatkan untuk membangun bisnis.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Pertama, penduduk dunia pada 2045 akan didominasi kelas pendapatan menengah (middle income class) yang diproyeksi sebanyak 8,1 miliar jiwa.
Kelompok inilah yang berdaya beli cukup kuatsehingga menjadi segmen pasar yang potensial.
Kedua, kecerdasan artifisial (artificial intelligent/AI) dan biotech akan menjadi faktor kunci masa depan.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Penguasa teknologi akan menjadi terdepan karena penggunaan AI dan biotech terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.Ketiga, perdagangan internasional diperkirakan akan meningkat 3,4 persen.
Hal itu berarti peluang perdagangan antarnegara tetap tumbuh. Keempat, 66 ersen warga dunia diperkirakan melakukan mobilisasi atau perpindahan dari satu kota atau negara ke kota atau negara lainnya sehingga potensi bisnis perjalanan akan sangat besar.
“Isu perubahan iklim juga dapat dieksplorasi. Dunia sedang mencari produk yang ramah lingkungan dan aman untuk konsumen. Sebagai contoh, selain permintaan akan produk-produk organik maupun produk ramah lingkungan. Saat ini, juga tengah berkembang isu perdagangan karbon yang dapat menjadi tantangan sekaligus peluang,” tambah Wamendag.