WahanaNews.co | Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Jan S Maringka melepas ekspor komoditas pertanian senilai Rp 162.555.293.310 melalui Pelabuhan Dwikora, Pontianak, akhir pekan lalu.
Komoditas yang diekspor meliputi air kelapa, karet lempengan, kelapa bulat, kelapa parut kering, serabut kelapa, lidi nipah, palm kernel expeller (PKE), pinang biji, santan kelapa, vanili dan RDB Palm Stearin.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Komoditas tersebut diekspor ke berbagai negara, seperti Cina, Malaysia, Paraguay, Pakistan, Tanzania, Belanda, Spanyol, Kanada, dan Amerika Serikat.
Jan S Maringka mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menguatkan aktivitas produksi (on farm) maupun aktivitas pasca-produksi (off farm) dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan mendorong pengusaha dan eksportir agar melipatgandakan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat atau dikenal sebagai Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
“Melalui program Gratieks (gerakan tiga kali ekspor) ini, kita berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan surplus pertanian di saat semua negara mengalami krisis pangan,” katanya.
Menurut Jan S Maringka, dari tahun ke tahun, ekspor yang dilakukan selalu mengalami peningkatan dari Rp390,16 T pada 2019, lalu naik menjadi Rp.451,77 T pada 2020 dan meningkat menjadi Rp.625,04 T pada 2021.
“Kami harapkan pada 2022 ini tetap seperti yang diharapkan. Dua minggu lalu kita juga melakukan ekspor daging ayam ke Singapura. Kita juga akan melakukan ekspor beras ke negara tertentu. Artinya, kita sudah memenuhi di dalam, baru kita ekspor,” katanya.
Di Kalbar, lanjut Jan S Maringga, produk seperti kelapa, lada bahkan durian juga didorong untuk diekspor. Ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi pertanian pada tingkat masyarakat berjalan baik.
Kelapa bulat misalnya. Komoditas ini diekspor ke berbagai tujuan. China adalah tujuan utama di samping Thailand dan Vietnam.
Sedangkan untuk karet lempengan, tujuan ekspor paling banyak yaitu ke India di samping China, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Malaysia, Amerika dan Jepang.
Tercatat ada beberapa komoditas pertanian yang mengalami peningkatan ekspor di tahun 2022. Mulai dari cangkang sawit, santan kelapa, bungkil kelapa, tepung kelapa, air kelapa, daun sawit, vanili, nipah, jamur kering dan bibit lada dengan nilai peningkatan ekspor mencapai Rp84.893.670.744.
“Ini menjadi catatan penting bagi kita bahwa krisis yang dihadapi berbagai negara tidak begitu berdampak pada sektor pertanian."
"Di tengah pandemi Covid-19, ekspor pertanian kita justru meningkat. Ini merupakan upaya pemulihan ekonomi nasional yang bisa dirasakan masyarakat terutama yang berkerja di sektor pertanian. Ini harus kita pertahankan kita harapkan ke depan Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak, Amir mengatakan, total volume ekspor komoditas pertanian yang tercatat di Balai Karantina Pertanian Kelas Pontianak Semester I Tahun 2022 mencapai 291.858 ton senilai Rp1,85 triliun atau 36,25% dari target Rp5,08 triliun.
Sepuluh komoditas dengan nilai ekspor tertinggi pada semester I tahun 2022 yaitu karet senilai Rp376.538.978.862,00, RDB palm stearin senilai Rp357.676.280.715, kelapa bulat Rp264.091.649.146, palm kernel expeller Rp169.515.513.467, RDB Palm Olein Rp86.760.300.000, santan kelapa Rp68.433.198.701, cangkang sawit senilai Rp41.129.981.805,00, kelapa parut Rp31.110.395.538, pinang Rp11.510.249.508, dan buah durian Rp1.800.000.000. [qnt]