WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan kenaikan harga cabai bukan disebabkan oleh kurangnya produksi, tetapi produksi yang tidak merata.
Plt Sekretaris Jenderal Kementan Prihasto mengatakan produksi cabai secara tahunan sebenarnya cukup. Namun, produksinya tidak merata di setiap waktu dan daerah.
Baca Juga:
Disperindag Sigi Catat Tujuh Komoditi Turun Harga, Termasuk Cabai Merah
"Cuma memang fluktuasi antar waktu sama antar daerah. Ada (daerah) yang surplus, ada yang defisit. Tapi pada dasarnya produksi cabai nasional cukup," katanya di Gedung DPR, Senin (13/11/23).
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan untuk mengatasi lonjakan harga cabai, produksi dari daerah surplus akan didistribusikan ke pasar induk Jakarta.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan daerah surplus di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Baca Juga:
Harga Cabai Merah Keriting di Sigi Turun Jadi Rp34 Ribu per Kg
Selain itu, Bapanas juga menyiapkan ruang pendingin (cold storage) di sentra-sentra produksi sehingga bisa menyimpan cabai lebih lama saat panen melimpah.
Dengan cold storage, masa simpan cabai ditargetkan bisa sampai tiga bulan.
"Sehingga saat masa panen raya atau panen melimpah, harga relatif masih wajar. Sehingga ke depan harga tetap bisa dikendalikan," katanya.
Bapanas juga berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah agar menggalakkan gerakan menanam cabai. Gerakan menanam cabai diharapkan bisa dilakukan setiap keluarga.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.