WahanaNews.co, Makassar -
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyampaikan kesiapan infrastruktur strategis dalam mendukung kelancaran Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
“Sejalan dengan arahan Bapak Presiden terkait kesiapsiagaan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dalam menghadapi periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 bahwa seluruh penanganan darurat tetap berjalan tanpa mengurangi kesiapan infrastruktur untuk melayani masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru,”kata Menteri PU Dody Hanggodo.
Baca Juga:
Kementerian PU Kebut Pemulihan Jalan dan Jembatan Terdampak Bencana Aceh
Kementerian PU memastikan bahwa ruas-ruas terdampak bencana terus dipulihkan, sementara jaringan jalan nasional maupun jalan tol di wilayah lain tetap dalam kondisi mantap dan berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan demikian, kesiapan layanan konektivitas nasional untuk Nataru tidak terganggu, dan langkah langkah peningkatan pelayanan, baik di jalan tol maupun non-tol, dapat dilaksanakan sesuai rencana.
“Kami berkomitmen memastikan Jalan Nasional, Jalan Tol, infrastruktur sumber daya air, serta prasarana strategis berada dalam kondisi siap untuk menghadapi puncak Nataru dan adanya potensi cuaca ekstrem,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Triono Junoasmono saat kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Minggu (14/12).
“Kementerian PU memastikan seluruh personel, peralatan, dan posko tetap siaga hingga periode Nataru 2025/2025 selesai, guna menjamin kelancaran mobilitas dan keselamatan masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan,” tambah Triono.
Baca Juga:
Atasi Banjir Jabodetabek, Pembangunan Tanggul Ciliwung Dikebut
Saat ini panjang ruas Jalan Nasional di Prov. Sulawesi Selatan adalah 1.739,2 km dengan kondisi kemantapannya mencapai 97,78%. ”Untuk mendukung kelancaran arus transportasi selama Nataru, Kementerian PU melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan akan menyiagakan 74 unit peralatan penanganan, terdiri dari 67 unit yang ditempatkan langsung pada ruas Jalan Nasional dan 7 unit di Kantor BBPJN Sulawesi Selatan,” terang Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Ditjen Bina Marga, Freddy Siagian.
Selain itu akan disiapkan juga tiga set Jembatan Bailey sepanjang 78 meter serta Jembatan Aramco sepanjang 48 meter untuk kebutuhan penanganan darurat. Dari target 17 Posko Nataru, telah terbangun sebanyak 14 Posko yang dilengkapi fasilitas istirahat, mushola, toilet, serta peralatan K3.
Penanganan titik rawan genangan juga menjadi prioritas, terutama di Kota Makassar antara lain di Jalan Tol Ir. Sutami, Ruas Perintis Kemerdekaan, dan Ruas A.P. Pettarani serta di Kabupaten Maros yaitu Jl. Sudirman, Jl. Ratulangi, Jl. Makmur Dg Sitakka, dan Jl. Lanto Dg. Pasewang. Kementerian PU melalui BBWS Pompengan Jeneberang dan BUJT tengah merancang langkah penanganan terpadu untuk mengatasi luapan sungai yang kerap mempengaruhi badan jalan nasional.
Pada sektor jalan tol, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol, Ni Komang Rasminiati, memaparkan kesiapan dua ruas tol di Provinsi Sulawesi Selatan sepanjang 24,85 km, yakni Ujung Pandang Seksi 1–3 dan Makassar Seksi IV. PT Makassar Metro Network (PT. MMN) selaku Badan Usaha Jalan Tol telah menambah mobile reader, meningkatkan pagu top up uang elektronik, menambah petugas lapangan, hingga menyediakan 1.750 kartu e-toll untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas. Kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem diperkuat melalui penambahan tim rumija dan drainase serta pemasangan satu unit pompa tambahan di Jalan Tol Makassar Seksi IV. Seluruh layanan juga didukung posko terpadu dan patroli bersama kepolisian selama 24 jam. Demikian dilansir dari laman pugoid, Kamis (18/12).
[Redaktur: JP Sianturi]