Ia mengatakan Pemkot Solo bisa saja membuat aplikasi serupa dengan Gojek bila keluhan ini masih terus terjadi. Bahkan, Gibran menyebutkan pihaknya tidak takut ditinggal oleh Gojek. Meski demikian, Gibran pun mengaku tak mau menutup diri untuk menjalin kerja sama.
"Kita mau bekerja sama tapi jangan memberatkan kita karena biar bagaimanapun Pemkot Solo ini punya kekuatan untuk membuat aplikasi serupa sendiri. Jadi saya tidak takut ditinggal mereka, tapi saya juga tidak menutup kemungkinan untuk kolaborasi dengan mereka," jelasnya.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Gibran menjelaskan kembali pernyataannya soal menegur Gojek hingga mau membikin aplikasi tandingan. Menurutnya teguran tersebut dilayangkan berdasarkan keluhan UMKM maupun driver selaku mitra Gojek.
Salah satunya pada 22 November 2021 lalu, sejumlah driver Gojek melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota Solo karena tarif minimum mereka diturunkan dari Rp 8.000 menjadi Rp 6.400. Gibran pun telah memanggil driver Gojek dan menemukan sejumlah aturan yang merugikan mitra.
"Iya (follow up unjuk rasa), ketua driver sudah saya panggil, memang ada beberapa kebijakan yang merugikan driver," kata Gibran di Balai Kota Solo, Rabu (29/12/2021).
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
Dia juga menjelaskan bahwa biaya tambahan yang ditetapkan Gojek terlalu tinggi. Hal ini dikhawatirkan justru bakal merugikan UMKM makanan-minuman (F&B).
"Banyak UMKM kan kita dorong digitalisasi, masuk GrabFood, Gofood, Shopee Food, tapi kalau sudah masuk situ biaya fee-nya gede lama-lama mematikan UMKM," ujar putra Sulung Presiden Joko Widodo itu. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.