WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan keras bahwa ketidakpastian ekonomi global kian mencekik akibat perang tarif Amerika Serikat yang memukul berbagai negara.
Dalam konferensi pers daring usai rapat dewan gubernur, Rabu (17/9/2025), Perry menegaskan bahwa perlambatan ekonomi dunia terus berlangsung dan semakin nyata.
Baca Juga:
Kapal Pesiar Internasional Sandar, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Benahi Infrastruktur Kawasan Ekonomi Dunia Pelabuhan Kuala Tanjung
“Perekonomian dunia masih dalam tren melambat akibat penerapan tarif resiprokal AS dan ketidakpastian yang masih tinggi,” katanya.
Ia menjelaskan, berbagai indikator menunjukkan perlambatan ekonomi di mayoritas negara, ditambah disparitas pertumbuhan yang makin lebar antar kawasan.
Di Amerika Serikat, keyakinan pelaku usaha tengah merosot seiring dampak kebijakan tarif yang melemahkan konsumsi rumah tangga dan memicu peningkatan pengangguran.
Baca Juga:
Karnaval Bersatu HUT-RI ke-80, Mendag: 'Kata Emak, Pakai Produk Lokal'
Sementara itu, ekonomi China masih tertekan oleh turunnya ekspor terutama ke AS akibat tarif resiprokal, ditambah lemahnya permintaan domestik khususnya investasi.
Jepang juga disebut mengalami tren pelemahan sejalan dengan jatuhnya kinerja ekspor, sementara hanya India yang diperkirakan tetap tumbuh positif berkat stimulus fiskal yang menopang konsumsi rumah tangga.
“Dengan perkembangan tersebut BI perkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 masih berpotensi lebih rendah dari sebelumnya sekitar 3%,” tutur Perry.