WahanaNews.co, Jakarta - Indonesia dan Korea kembali berkolaborasi dalam upaya mengembangkan industri baja nasional melalui kerja sama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
KITECH Korea (KPIC) bersama KRAKATAU POSCO dan Politeknik Banten melakukan penandatanganan MoU untuk mengembangkan dan mendistribusikan SDM teknis di antara tiga pihak sebagai bagian dari rencana ODA (Official Development Assistance) pada Selasa (5/3/2024).
Baca Juga:
Upaya Peningkatan SDM Aparatur, Fisipol UMPR Jalin Kerja Sama Dengan Pemkab Gumas
ODA merupakan bagian kerja sama industri antara kedua negara yang berdasar pada KTT Korea-Indonesia yang terlaksana pada 2023.
KPIC (Korea Ppuri Industry Center) bertugas mempromosikan proyek-proyek ODA untuk mengembangkan SDM industri di Indonesia, hal ini sebagai upaya dari pemerintah Korea yang akan mendukung ODA di bidang teknologi industri baja di Indonesia. Informasi tersebut diungkap oleh Direktur Utama KPIC Kim Hyun Jong.
"Program pelatihan ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan industri baja Indonesia dengan membina lebih banyak pekerja baja yang handal. Sekali lagi, Krakatau Posco mendapat kehormatan untuk berpartisipasi dalam kerja sama strategis kedua instansi pemerintah di bidang pengembangan sumber daya manusia," ungkap Kim Hyun Jong, dalam keterangan resmi, Selasa (5/3/2024).
Baca Juga:
Perkuat Produk Pertanian Lokal, IMIP Beri Pelatihan Pertanian Terintegrasi
Kerja sama tersebut pun bertujuan mempercepat penyelenggaraan pendidikan di Politeknik Petrokimia Industri Banten. Fokusnya adalah penyiapan tenaga kerja teknologi yang kompeten.
"Kami akan mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia serta bekerja sama dalam penyediaan peralatan dan infrastruktur pendukung. Kualitas sumber daya manusia sangat penting untuk keberhasilan masa depan bangsa," sambung Dr. Kim Hyun Jong.
Direktur HR & GA KRAKATAU POSCO, Dicky Mardiana kemudian mengatakan bahwa pihaknya bertekad mendukung pembentukan SDM yang unggul melalui pembentukan kelas industri baja. Institusi pendidikan vokasi disebutnya memiliki peran yang vital dalam mempromosikan kolaborasi internasional dan meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan sosial.
Oleh karena itu, ketersediaan personil dan platform yang sesuai guna mempersiapkan pelaksanaan pendidikan vokasi, serta menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan program pendidikan vokasi dijelaskan Dicky merupakan hal penting.
"Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan generasi muda Banten yang berkualitas dan mampu memajukan industri di masa depan," terangnya.
Dicky menjelaskan, bahwa kelas industri bakal menerapkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri baja. Kerja sama bakal didorong secara optimal untuk meningkatkan kualitas SDM, terutama bagi masyarakat lokal sebagai langkah untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Menurut Dicky, masyarakat lokal harus dipersiapkan menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri baja yang membutuhkan lebih banyak tenaga kerja berkualitas.
"Kelas khusus ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri baja di Indonesia dengan melatih SDM yang lebih kompeten. Ditambah dengan dukungan aktif dari kedua Negara secara langsung seperti ini, kami yakin kerjasama strategis akan berhasil, menciptakan SDM yang berdaya saing dengan kompetensi tinggi, kisah kesuksesan industri baja nasional di masa depan," pungkasnya.
[Redaktur: Sandy]