WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Arnod Sihite, di bawah kepemimpinan Yorrys Raweyai, menilai forum saresehan ekonomi yang digelar Presiden Prabowo Subianto di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025) merupakan langkah strategis dalam merespons kebijakan tarif resiprokal global.
"Forum ini sangat strategis untuk merespon situasi global terhadap tarif resiprokal yang dilakukan oleh kebijakan tarif Amerika Serikat," ujar Ketua Umum PPMI KSPSI Arnod dalam keterangannya kepada WahanaNews.co, Rabu (9/4/2025) di Jakarta.
Baca Juga:
KPK Dukung Penyitaan Aset Koruptor, tapi Tak Sejalan dengan Prabowo soal Keluarga
Arnod Sihite, yang juga merupakan anggota Lembaga Kerja Sama Tripartit Nasional dan turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan rasa optimisnya setelah Presiden Prabowo menyampaikan sejumlah kebijakan dalam saresehan bertajuk "Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan". Ia menilai kebijakan tersebut mampu memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tekanan ekonomi global.
Ket foto: Arnod Sihite (paling kanan) saat berfoto bersama Menteri Tenaga Kerja Prof . Yassierli (kedua dari kanan) dalam forum saresehan ekonomi yang digelar di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). [WahanaNews.co/KSPSI]
KSPSI juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih yang telah mengantisipasi dampak ketidakpastian global dengan kebijakan konkret, termasuk menerima usulan pekerja untuk membentuk Satgas PHK.
Baca Juga:
Usai Kunjungi Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak Menuju Ankara
Satgas ini, yang melibatkan serikat pekerja dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan mampu memberikan solusi atas kasus pemutusan hubungan kerja dan melindungi buruh dari ancaman PHK.
Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi perang dagang dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump, KSPSI juga mengusulkan agar pemerintah melakukan negosiasi internasional dan memperluas pasar ekspor ke negara-negara baru guna mengatasi dampak kebijakan tarif resiprokal.
"Langkah yang diambil ini agar pertumbuhan ekonomi tetap baik dan pembangunan program pemerintah bisa berjalan lancar. Penciptaan lapangan kerja pun terbuka luas dengan rasa optimis. Semua harus bersatu pemerintah, pengusaha, pekerja buruh, media, dan seluruh pemangku kepentingan kompak mendukung kemajuan Indonesia," pungkas Arnod.