WahanaNews.co |PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan laba bersih Rp 213,61 miliar semester pertama tahun ini. Nilai ini turun 8,11% dari periode yang sama tahun lalu, Rp 232,46 miliar.
Paulus Tedjosutikno, Direktur GOOD mengatakan, penurunan itu dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas bahan baku sebagai dampak kondisi pandemi dan konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan sehingga memicu kelangkaan kontainer, tingginya freight cost dan kelangkaan bahan baku.
Baca Juga:
Cetak Hattrick, PLN Kembali Raih Kinerja Keuangan Terbaik Sepanjang Sejarah pada Tahun 2023
"Kenaikan harga yang terjadi sangat cepat dan tidak terkendali ini (hiperinflasi) sudah dirasakan perseroan sejak semester II-2021 sehingga biaya produksi Perseroan juga ikut terimbas naik," jelas Paulus dalam keterangan resmi, Jumat (29/7/2022).
Di sisi lain, perseroan masih mencatatkan pertumbuhan penjualan di semester I tahun ini yang jauh lebih baik dari tahun sebelumnya meskipun diterpa tantangan harga komoditas yang kian melonjak. Hal ini ditunjang dengan semakin pulihnya ekonomi Indonesia karena penanganan Covid-19 yang semakin baik oleh pemerintah sehingga mobilitas masyarakat juga semakin tinggi.
Ke depan, kenaikan bahan baku yang belum dapat diprediksi kapan akan berakhir masih menjadi tantangan ke depan. Untuk menyiasati kondisi tersebut Perseroan melakukan berbagai upaya antara lain: kontrak jangka panjang untuk mendapatkan harga yang stabil dan jaminan pasokan, meningkatkan persediaan untuk mengantisipasi gangguan di jalur logistik bahan baku sehingga kelangsungan proses produksi tidak sampai terganggu.
Baca Juga:
Lampaui Target Laba Tahun 2022, PLN Nusantara Power Terus Perkuat Co-Investment
"Perseroan memfokuskan menggenjot pertumbuhan volume penjualan untuk produk di kategori fast-moving. Caranya, dengan melakukan ekspansi jalur distribusi, serta digitalisasi sektor logistik. Sebagai upaya akhir, Perseroan telah menaikkan harga jual per kg secara bertahap untuk produk-produk di kategori tertentu sejak Januari 2022. Kami optimis pada akhir 2022 kami mampu mencapai pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang lebih baik dibandingkan tahun lalu." tambahnya.
Hingga Juni 2022, meraup penjualan Rp 5,1 triliun, tumbuh 23,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,2 triliun. Pertumbuhan penjualan tersebut ditopang oleh segmen makanan utamanya dari kategori snack, dairy dan biskuit (wafer stick) yang memberikan kontribusi sebesar 87,7% dari seluruh porsi penjualan Perseroan dengan pertumbuhan sebesar 24,9% sedangkan untuk segmen minuman mengalami pertumbuhan sebesar 16,5%. Penjualan domestik Perseroan naik sebesar 24,4% sementara di pasar ekspor naik 11,6% dari tahun sebelumnya.
Di samping itu, total liabilitas Perseroan pada 30 Juni 2022 tercatat turun dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp3,6 triliun atau turun 2,9%. Sementara ekuitas Perseroan tidak mengalami perubahan yakni Rp 3,03 triliun.