“Artinya, kebijakan yang ditempuh dalam pengembangan industri di masa pandemi ini sudah berada di jalur yang benar, misalnya pemberian insentif fiskal dan nonfiskal yang dapat menigkatkan permintaan dan mengembalikan utilisasi,” terangnya.
Lebih lanjut, melonjaknya PMI adalah salah satu wujud optimisme yang tinggi dari para pelaku industri manufaktur dalam menilai prospek ekonomi Indonesia ke depan.
Baca Juga:
Proteksi Kendaraan dengan Asuransi Mobil, Begini Cara Membelinya di Roojai
“Kepercayaan diri dan daya adaptasi industri di masa pandemi terlihat dari bangkitnya kembali PMI manufaktur Indonesia ke level ekspansif sejak November 2020 dan terus menguat hingga Oktober 2021,” imbuhnya.
Agus menegaskan, di tengah berbagai tantangan global, kinerja industri manufaktur Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo secara keseluruhan menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun.
Ini terlihat dari kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang selalu meningkat dan nilai investasi sektor manufaktur yang selalu bertambah.
Baca Juga:
Membantah Mitos: 5 Cara Menjadi Pengusaha Sukses bagi Si Introvert
Selain itu, kontribusi ekspor yang selalu dominan dalam struktur ekspor nasional, jumlah kontribusi pajak terhadap penerimaan negara, jumlah tenaga kerja yang bertambah, dan resiliensi yang tinggi terhadap gejolak lingkungan termasuk krisis.
“Ini sekaligus menepis pandangan bahwa tengah terjadi deindustrialisasi di Indonesia,” tandasnya.
bulan Oktober, tingkat ketenagakerjaan mengalami kenaikan dan aktivitas pembelian juga mengalami ekspansi pada laju paling tajam dalam rekor, yang mengarah pada kenaikan tingkat inventaris input.