WahanaNews.co, Jembrana - PT PLN (Persero) bersama Kementerian BUMN melalui Relawan Bakti BUMN Batch VI memberikan pelatihan pemasaran digital kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk meningkatkan produktivitasnya dan ikut serta dalam pelestarian budaya melalui kegiatan Makepung Lampit atau atraksi pacuan kerbau di Desa Manistutu, Jembrana, Bali.
Dalam pelatihan pemasaran digital, peserta diberikan wawasan mengenai branding dan mempromosikan produk mereka secara online. Selain pelatihan, sebelumnya melalui program PLN Peduli diberikan juga bantuan peralatan usaha untuk meningkatkan produktivitas UMKM.
Baca Juga:
Dihadiri Presiden RI, PLN Sukses Kawal Upacara HUT TNI ke-79 Tanpa Kedip di Monas
Ketua Kelompok UMKM Umah Manis Desa Manistutu, Luh Ade Wijayanthi menyampaikan kegembiraannya dan harapannya agar pelatihan pemasaran ini dapat lebih memperluas pasar dari produk usaha para UMKM.
Ket foto: Relawan Bakti BUMN saat memberikan pelatihan pemasaran digital, peserta diberikan wawasan mengenai branding untuk mempromosikan produk mereka secara online. [WahanaNews.co/PLN]
Luh Ade Wijayanthi melanjutkan, berkat bantuan peralatan yang diberikan, pelaku usaha gula kelapa juga bisa meningkatkan produksinya menjadi gula semut yang jauh lebih mahal harganya dibanding gula kelapa dan menjadi produk unggulan desa tersebut.
Baca Juga:
Dihadiri Presiden RI, PLN Sukses Kawal Upacara HUT TNI ke-79 Tanpa Kedip di Monas
"Kalau produk gula kelapa, harga per kilogram sekitar Rp25 ribu. Tetapi ketika diolah menjadi gula semut dan dikemas, 250 gram Rp30 ribu. Sehingga lebih menguntungkan bagi petani," ujar Luh Ade Wijayanthi.
Sementara, dukungan pelestarian budaya diwujudkan melalui keikutsertaan relawan Bakti BUMN dalam kegiatan Makepung Lampit atau atraksi pacuan kerbau. Atraksi Makepung Lampit ini digelar secara rutin dan menjadi salah satu daya tarik wisata Desa Manistutu dengan dikelola Pokdarwis Wirawana Pegubugan.
Koordinator Pokdarwis Wirawana Pegubugan, I Ketut Master mengatakan, disebut makepung lampit karena menggunakan sepasang kerbau dan seperangkat lampit (alat bajak sawah). Sepasang kerbau ini berlomba menyelesaikan tanah agar dapat ditanami padi. Tradisi lampit_ ini merupakan warisan tradisi di desa Manistutu.