“Secara tegangan tinggi, listrik Aceh sudah terhubung. Backbone Sumatera, kemudian Arun, Bireuen, sampai Nagan Raya semuanya sudah ter-connected,” ujar Bahlil.
Ia menjelaskan, pembangunan jaringan distribusi ke rumah warga memerlukan penyesuaian kondisi lapangan, terutama di wilayah dengan medan sulit dan daerah yang masih terdampak banjir.
Baca Juga:
Percepat Pemulihan Kelistrikan Pasca Bencana Aceh, Tim PLN UID Jakarta Raya Tuntaskan 38 Aktivitas Recovery
“Untuk jaringan rendahnya, memang ada daerah-daerah yang belum bisa kita masuki karena infrastrukturnya belum selesai dan sebagian wilayah masih tergenang. Ini bukan persoalan suplai listrik, tapi tahapan pembangunan jaringan,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM dan PLN, terdapat 224 desa di Aceh yang hingga kini masih dalam proses penyambungan listrik. Desa-desa tersebut tersebar di 10 kabupaten, antara lain Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
“Dalam catatan kami, ada 224 desa yang sedang dalam proses penyelesaian jaringan listrik. Ini berada di wilayah-wilayah yang infrastrukturnya memang membutuhkan waktu untuk dituntaskan,” ujar Bahlil.
Baca Juga:
Akses Sulit Tak Jadi Hambatan, Operasi Udara Perkuat Listrik Desa Aceh
PLN sebagai pelaksana teknis kelistrikan nasional terus melakukan pemetaan dan percepatan pembangunan jaringan. Dari hasil koordinasi, tercatat sekitar 35 ribu rumah tangga di Aceh yang masih menunggu penyambungan listrik permanen.
“Kami rapat dengan PLN karena data detail desa dan rumah tangga itu ada di PLN. Kurang lebih ada sekitar 35 ribu rumah yang masih dalam proses untuk mendapatkan akses listrik,” tutur Bahlil.
Menurut dia, pengiriman genset ini bukan pengganti program listrik desa yang dijalankan PLN, melainkan solusi sementara agar aktivitas masyarakat tidak terhenti selama pembangunan berlangsung.