WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memprediksi hal mengejutkan. Harga minyak dunia diprediksi bisa menyentuh USD 200 per barel.
Harga minyak selangit ini terjadi dengan skenario terdapat penggunaan senjata nuklir pada perang Rusia Ukraina.
Baca Juga:
Dunia Dilanda Krisis Energi, 700 Juta Orang Tidak Menikmati Listrik
"Harga minyak sekarang sudah dekat USD 100 (per barel), dan kalau (penggunaan) nuklir bisa terjadi, dia (minyak) akan naik USD 150 sampai 200 per barel," ungkapnya dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Rabu (12/10/2022).
Kemungkinan terjadinya perang nuklir antara Rusia dan Ukraina semakin nyata. Potensi ini merespon peningkatan eskalasi perang antar kedua negara imbas ledakan jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea beberapa waktu lalu.
"Kalau kita lihat jembatan Krimea, ini sekarang dibombardir, dan Rusia membalas. Kemungkinan ancaman (perang) nuklir semakin nyata," ungkapnya.
Baca Juga:
Gegara Ini, Amerika Serius Segera Menghukum Arab Saudi
Luhut meyakini, kenaikan harga minyak dunia sendiri akan menghambat laju perekonomian global. Termasuk, Indonesia sebagai negara pengimpor minyak mentah.
"Itu akan membuat dampak yang sangat luas ke macam-macam baik inflasi, suku bunga, dan sebagainya. Ini menurut hemat saya yang perlu kita waspadia bersama," terangnya.
Untuk itu, pemerintah terus menyiapkan berbagai kebijakan dalam merespon skenario terburuk. Antara lain dengan menyelenggarakan rangkaian stres test di sejumlah sektor bisnis esensial.