WahanaNews.co | Paman Sam dilaporkan sedang membahas rencana untuk menunda pengiriman senjata ke Riyadh. Pemerintah Amerika Serikat (AS) serius menghukum Arab Saudi.
Hal ini terjadi setelah Arab Saudi dan sekutunya di OPEC+ memotong produksi minyak. Padahal AS meminta itu tidak dilakukan karena kenaikan inflasi.
Baca Juga:
Film Laga Komedi Jackie Chan "Panda Plan" Tayang di 30 Bioskop Amerika Utara
Dalam laporan NBC News, seorang pejabat juga mengatakan "hukuman" juga mungkin terkait pengiriman rudal balistik berpemandu Patriot MIM-104E. Sebelumnya Arab Saudi memesan 300 unit untuk perang mereka di Yaman.
"Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk menunda bantuan militer yang dijanjikan ke Arab Saudi sebagai tanggapan atas keputusan negara Teluk itu untuk memangkas produksi minyak," kata sumber tersebut dikutip dari Insider, Senin, (31/10/2022).
"Beberapa pejabat militer mendukung gagasan tersebut, sementara yang lain berpendapat bahwa hubungan militer antara kedua negara harus dipisahkan dari sengketa minyak," tambahnya.
Baca Juga:
Israel Siap-siap Serang Rafah, AS Ancam Israel Setop Suplai Senjata
Perlu diketahui, kelompok negara-negara penghasil minyak OPEC+ yang dipatroni Arab Saudi dan Rusia mengatakan akan memangkas produksi minyak sebesar dua juta barel per hari. Ini ditakutkan akan memicu lonjakan harga.
Manuver ini pun membuat marah Gedung Putih, yang telah berjuang untuk menjinakkan inflasi dan menurunkan harga gas. Dalam sebuah wawancara dengan CNN International awal bulan ini, Presiden Joe Biden mengatakan "akan ada beberapa konsekuensi atas apa yang telah mereka lakukan dengan Rusia".
Biden mengunjungi Arab Saudi pada bulan Juli, setelah itu para pembantu Gedung Putih percaya bahwa mereka telah mencapai kesepakatan rahasia dengan pemimpin Saudi Mohammed bin Salman (MBS) untuk meningkatkan produksi minyak.