WahanaNews.co | Tingginya penerima berdampak pada defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada 2022 lebih rendah dari perkiraan awal, yaitu Rp 840,2 triliun atau 2,38% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan demikian, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) juga tidak menarik utang lebih besar pada tahun lalu.
Baca Juga:
Bea Cukai Tindak 31.275 Perdagangan Ilegal di 2024, Menkeu: Potensi Kerugian Negara Rp3,9 Triliun
"Postur APBN 2022 dalam posisi relatif baik terlihat dari pembiayaan mencapai Rp 583,5 triliun itu hanya 69,5% (dari target)," ungkap Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan dalam konferensi pers APBN Kita yang berlangsung secara virtual, Selasa (3/1/2023)
Sri Mulyani menjelaskan, pembiayaan utang pada 2022 mencapai Rp 688,5 triliun atau lebih rendah 20,9% dibandingkan 2021 atau 73% dari target.
Khusus untuk penarikan Surat Berharga Negara (SBN) terealisasi Rp 658,8 triliun atau 68,5% dari target yang sebesar Rp 961,4 triliun. Artinya Kemenkeu batal menarik utang Rp 302,6 triliun.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Keuangan Jadi Game Changer Pembangunan Indonesia
"Pembiayaan ini kita dalam situasi yang jauh lebih sehat dari sisi pembiayaan utang dan penerbitan SBN," pungkasnya. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.