WahanaNews.co, Arequipa - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan mendorong Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk mengambil peran kunci dalam menavigasi kawasan. Hal ini penting dilakukan APEC jika ingin mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan saling terhubung.
Untuk mencapai hal ini, salah satu upayanya adalah melalui pembahasan agenda Kawasan Perdagangan
Bebas di Kawasan Asia Pasifik (Free Trade Area of the Asia-Pacific/FTAAP).
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang
Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam intervensi Sesi I lanjutan pertemuan ke-30 Menteri Perdagangan APEC di Arequipa, Peru pada Sabtu, (18/5). Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan
yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI
Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul
Kadir Jailani, dan Duta Besar RI untuk Lima, Peru Ricky Suhendar.
"Asia Pasifik dapat dilihat sebagai kawasan yang paling dinamis dan menarik di dunia. Dalam hal ini,
APEC perlu mengambil peran kunci untuk menavigasi kawasan tersebut agar memiliki pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan saling terhubung. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah melalui agenda FTAAP," kata Mendag Zulkifli Hasan.
Menurut Mendag Zulkifli Hasan, FTAAP menjadi salah satu kekuatan pendorong dalam memajukan
integrasi ekonomi regional. Satu hal yang ia tekankan, keberadaan FTAAP harus saling melengkapi dengan APEC itu sendiri dalam meningkatkan perdagangan dan investasi.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Perdagangan Kanada
"APEC dipandang sebagai inkubator ide dan FTAAP perlu dilihat sebagai katalisator dari ide-ide tersebut," kata Mendag Zulkifli Hasan.
Untuk tujuan tersebut, Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan beberapa hal. Pertama, kerja sama harus menjadi inti dari FTAAP. Hal ini adalah ciri khas FTAAP di tengah merebaknya inisiatif di tingkat regional.
"Meskipun terdapat banyak perbedaan yang teridentifikasi dalam berbagai perjanjian dan inisiatif
perdagangan antar-Ekonomi APEC, kita perlu fokus untuk mengatasi ini melalui FTAAP. Oleh karena itu, berinvestasi dalam peningkatan kapasitas adalah faktor penting untuk membangun area-area konvergensi, terutama bagi Ekonomi berkembang dan kurang berkembang di APEC," terang Mendag Zulkifli Hasan.
Kedua, diskusi mengenai FTAAP perlu pendekatan yang lebih berimbang dan fleksibel. Hal ini bertujuan untuk mengatasi perbedaan kapasitas dan kemampuan Ekonomi APEC untuk melaksanakan agenda FTAAP.
Ketiga, manfaat FTAAP perlu terdistribusi secara merata dan saling menguntungkan bagi semua Ekonomi. Kondisi ini diharapkan dapat membantu Ekonomi berkembang dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
"Karena itu, FTAAP dapat memperluas inklusivitas dan pembangunan
berkelanjutan dengan memastikan tidak ada pihak yang tertinggal," papar Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan dalam FTAAP seperti inisiatif kebutuhan peningkatan kapasitas, eksplorasi isu-isu perdagangan dan investasi generasi baru, serta Mekanisme Berbagi Informasi tentang perjanjian dagang.
Ia berpandangan, upaya-upaya ini tetap menjadi opsi efektif untuk memfasilitasi dan memajukan diskusi FTAAP agar lebih inklusif, adil, dan
saling menguntungkan.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan Menteri untuk membawa kesejahteraan bagi
masyarakat di kawasan Asia Pasifik," pungkas Mendag Zulkifli Hasan.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]