WahanaNews.co, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 mencatatkan surplus sebesar USD 0,47 miliar. Surplus perdagangan Juli 2024 terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 2,61 miliar dan defisit migas sebesar USD 2,13 miliar.
Meskipun surplus, nilai surplus Juli 2024 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan surplus Juni 2024 yang sebesar USD 2,39 miliar. Angka surplus tersebut juga masih lebih rendah dari surplus pada Juli 2023 yang mencapai USD 1,29 miliar.
Baca Juga:
Bertolak Ke Singapura, Mendag Dijadwalkan Bertemu Pelaku Usaha di Sektor Kakao
“Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Juli 2024. Meskipun perbandingan nilai surplus periode ini dengan bulan lalu maupun dengan periode Juli tahun lalu tercatat lebih rendah, Indonesia tetap melanjutkan surplus perdagangan selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ada tiga negara mitra dagang penyumbang surplus terbesar bagi Indonesia selama Juli 2024. Ketiga negara tersebut adalah India, Amerika Serikat (AS), dan Filipina yang menyumbangkan total surplus USD 3,03 miliar bagi Indonesia.
Sementara itu, penyumbang defisit perdagangan nonmigas terdalam pada Juli 2024 adalah Republik Rakyat
Tiongkok (RRT), Singapura, dan Australia yang totalnya mencapai USD 3,42 miliar.
Baca Juga:
Hadir di Sekolah dan Kampus di Lampung, Mendag: Rasa Cinta Tanah Air Dorong Kemajuan Ekonomi
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama periode Januari—Juli 2024 sebesar USD 15,92 miliar. Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar USD 28,16 miliar dan defisit migas sebesar USD 12,24 miliar.
“Angka surplus ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 21,20 miliar,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]