Namun, tegas dia, pembiayaan yang dilakukan pemerintah selalu diusahakan secara sangat prudent. Di bagian lain, kondisi APBN Indonesia pun menurutnya sangat jauh berbeda dibandingkan Sri Lanka.
Menkeu mengakui, memang kondisi pasar SBN dan pasar uang cenderung tertekan oleh inflasi, dampak konflik geopolitik, dan capital outflow. Kendati demikian, Indonesia menurutnya mampu menciptakan ketahanan APBN dengan kondisi kas yang cukup.
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
"Pasar keuangan Indonesia yang volatile tidak harus dipaksa untuk melakukan pembiayaan APBN. Ini adalah strategi yang sangat pas dan sesuai, sehingga APBN mendapatkan reputasi dan kredibilitas yang baik. Rating agency juga memberikan konfirmasi. Jadi ini adalah salah satu tren perbaikan dan penguatan APBN yang terus kita jaga," tandasnya. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.