WahanaNews.co, San Francisco - Di sela-sela rangkaian acara Pertemuan KTT APEC di San Francisco, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan para CEO dari perusahaan-perusahaan besar di Silicon Valley dalam acara The CEO of the Silicon Valley – Luncheon yang diselenggarakan di Kampus Standford University, Palo Alto, Kamis (16/11).
Pada acara pertemuan dengan para CEO Silicon Valley tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Joko Widodo menyampaikan keynote speech serta melakukan dialog dan diskusi selama lebih dari 1 jam dengan para CEO Silicon Valley.
Baca Juga:
Bertemu Prabowo, Delegasi FKI Sepakat Perkuat Kerja Sama dengan Indonesia
Pada awal sambutannya, Menko Airlangga menyampaikan bahwa “Acara ini luar biasa karena bertemu dengan para CEO perusahaan Silicon Valley, dimana yang hadir ini mempunyai marketcapitalization sebesar USD 7,3 triliun atau setara dengan sekitar 6 kali PDB Indonesia yang sebesar USD 1,3 triliun atau di urutan kedua kalau dibandingkan dengan PDB negara-negara G20.”
Sebagai catatan, PDB terbesar anggota G20 adalah Amerika Serikat yakni sebesar USD 25,46 triliun dan disusul China sebesar USD 17,96 triliun.
Menko Airlangga juga menyampaikan update ekonomi global dimana prospek pertumbuhan ekonomi global direvisi turun menjadi 3,0% pada 2023 dan 2,9% pada 2024. Inflasi yang tinggi dan pengetatan likuiditas masih akan memberikan tekanan pada kondisi keuangan global.
Baca Juga:
Diapresiasi dan Libatkan Seluruh Stakeholders di Amerika Serikat, Delegasi Indonesia Telah Sampai pada Fase Negosiasi Teknis
Melambatnya pertumbuhan Tiongkok dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan memperlambat kinerja perdagangan dunia. Kondisi ini yang perlu terus diwaspadai dan diantisipasi oleh seluruh dunia usaha.
Namun di tengah situasi ketidakpastian dan perlambatan global, fundamental perekonomian Indonesia masih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dibandingkan negara lain.
Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan sekitar 5% selama tujuh kuartal berturut-turut dan yang terbaru pada kuartal III tahun 2023 masih tumbuh 4,94%. Tingkat pertumbuhan ini disertai dengan tingkat inflasi yang terkendali di level 2,56% (YoY) di bulan Oktober 2023 dan membaiknya indikator-indikator sosial.
Laporan Outlook Ekonomi dari IMF terbaru memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5% pada 2023 dan 2024.
Menko Airlangga menegaskan “Berbicara masa depan berarti kita akan membahas dua hal utama yaitu terkait dengan digitalisasi dan dekarbonisasi.”
Kita menyadari bahwa saat ini revolusi industri 4.0 telah mendisrupsi banyak aktivitas perekonomian. Ada Artificial Intelligence (AI),Robotisasi, ChatGPT yang bisa mendisrupsi pekerjaan manusia. Para pemimpin G20 dalam Leaders Declaration New Delhi, India, 9-10 September 2023 lalu, juga memberikan perhatian khusus terhadap AI untuk dimanfaatkan secara bertanggung jawab.
Presiden Joko Widodo juga sudah mengatakan untuk tidak perlu takut dengan AI, karena meskipun belum terdapat regulasi, namun AI terus berkembang. Sebaliknya, perlu dilakukan antisipasi dengan menyiapkan kompetensi untuk menjadi AI Engineer dan Expert semaksimal mungkin
Dunia juga menghadapi krisis perubahan iklim, dimana setiap negara harus melakukan tanggung jawab bersama dalam mengurangi emisi karbon.
“Saat ini, saya berada di pusat ekonomi digital dunia, bersama para pemimpin perusahaan teknologi terbesar di dunia. Wilayah ini juga merupakan pemimpin dalam upaya dekarbonisasi, dimana Stanford University menunjukkan kepemimpinannya melalui Doerr School of Sustainability,” tandas Menko Airlangga. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Sabtu (18/11).
[Redaktur: JP Sianturi]