WAHANANEWS.CO - Nissan Motor Co dilaporkan berencana memangkas sekitar 10 ribu pekerjaan secara global, menyusul pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20 ribu karyawan yang terjadi pada 2020 lalu.
Informasi ini mencuat di sejumlah media Jepang pada Senin (12/5/2025), menjelang laporan keuangan perusahaan yang dijadwalkan diumumkan Selasa ini.
Baca Juga:
Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN gaet 48 Calon Mitra SPKLU dan SPBKLU
Menurut laporan NHK, langkah ini akan menambah jumlah total pengurangan tenaga kerja Nissan menjadi sekitar 15 persen secara global.
Sebelumnya, pada November 2025, perusahaan juga disebut merumahkan sekitar 9.000 pekerja.
Meski belum memberikan pernyataan resmi, Nissan menolak mengomentari kabar yang juga dimuat oleh harian bisnis Nikkei.
Baca Juga:
Ini Alasan Nyetir Mobil Matic Tak Boleh Pakai 2 Kaki
Di tengah rumor ini, perusahaan diperkirakan mencatatkan kerugian fiskal hingga US$5 miliar atau sekitar Rp82 triliun.
Nissan saat ini masih bergulat dalam fase restrukturisasi menyeluruh.
Perusahaan menghadapi tekanan berat akibat utang yang membengkak serta persaingan ketat dari produsen kendaraan listrik lokal di pasar Tiongkok.
Di sisi lain, ancaman tarif dagang dari Amerika Serikat turut membayangi prospek keuangan mereka.
Upaya kerja sama dengan Honda yang sempat direncanakan pun gagal terealisasi awal tahun ini, menambah beban pemulihan perusahaan.
Sejak kasus penangkapan mantan CEO Carlos Ghosn pada 2018, yang kemudian melarikan diri ke Lebanon dan Brasil, Nissan terus mengalami krisis kepemimpinan dan reputasi.
Saham perusahaan telah merosot hampir 40 persen dalam satu tahun terakhir, hingga akhirnya menunjuk CEO baru pada Maret lalu sebagai bagian dari upaya perombakan.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]