WahanaNews.co | Harga bitcoin, kripto dengan kapitalisasi pasar paling besar, masih bertengger di level tinggi US$ 60.538/koin atau setara dengan Rp 848 juta (kurs Rp 14.000/US$) pada perdagangan Minggu malam (24/10), pukul 20.20 WIB.
Dalam sepekan, mengacu data CoinMarketcap, harga bitcoin turun 0,19%, sementara itu kapitalisasi pasar (market cap) sudah menembus US$ 1,14 triliun dengan jumlah bitcoin yang beredar sebanyak 18,85 juta.
Baca Juga:
Peretas Klaim Bobol Komputer Kementerian Pertahanan Israel, Ambil Informasi Sensitif
Pada Rabu lalu (20/10), harga bitcoin menembus rekor tertinggi sepanjang masa yakni US$ 66.000/koin atau setara Rp 924 juta/koin. Rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yakni US$ 64.888,99 yang tercipta pada April lalu.
Analis pun memprediksi dengan capaian ini, maka harga bitcoin akan menyentuh level resisten (batas atas) berikutnya.
Paul Spirgel, Analis Reuters, sebelumnya memperkirakan harga bitcoin memang bisa kembali menyentuh rekor tertinggi di US$ 64.900/koin seperti yang terjadi pada April 2021 dan akhirnya memang berhasil tertembus, kendati saat ini turun lagi.
Baca Juga:
6 Tips Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Dijamin Untung!
Paul mengatakan jika level US$ 64.900/koin seperti yang terjadi pada April 2021 ditembus,maka harga bisa naik lagi ke US$ 70.000/koin atau setara dengan Rp 1 miliar/koin.
Sementara titik support (batas tahanan bawah) bitcoin ada di US$ 59.100/koin. Jika tertembus, maka harga bisa turun lebih jauh ke US$ 52.000/koin.
Ada yang Makin Kaya
Menariknya, dengan harga yang terus meroket, ada yang diuntungkan dari penguatan cryptocurrency ini. Sebagai perbandingan, 10 tahun lalu, satu unit koin digital kripto ini masih dihargai kurang dari US$ 0,01.
Tapi kini harganya terus melesat di atas US$ 60.000/koin. Harga bitcoin sempat meroket di tahun 2017. Satu unit bitcoin dibanderol di US$ 17.000, pada 3 tahun silam. Setelah itu bitcoin mengalami crash dan kapitalisasi pasarnya anjlok.
Namun per November tahun lalu, harga bitcoin mulai reli tak terbendung hingga nilai pasarnya melonjak sampai empat kali lipat. Pada minggu terakhir Februari 2021, harga Bitcoin sempat mencapai US$ 58.000 unitnya.
Nah, di balik penguatan harga bitcoin yang 'gila-gilaan' ada orang yang semakin tajir melintir. Dia adalah Satoshi Nakamoto yang tak lain dan tak bukan adalah inventor bitcoin itu sendiri.
Memang masih belum jelas siapa sebenarnya Nakamoto.
Identitasnya tak diketahui oleh publik. Malahan, banyak yang berspekulasi bahwa mereka adalah sekelompok orang. Namun bisa saja dia hanya satu orang bisa pria atau wanita. Kita tak tahu pasti siapa sebenarnya dia.
Hanya saja menurut kabar yang beredar, dia memiliki 1 juta unit bitcoin sampai saat ini.
Artinya jika dia masih memegang bitcoin sampai sekarang tanpa menjual satu koin pun kekayaan dia mencapai US$ 60,54 miliar atau setara dengan Rp 848 triliun.
Berdasarkan data CoinMarketcap jumlah bitcoin yang beredar sekarang mencapai 18,85 juta, jadi Nakamoto memiliki 5,31% dari total pasokan bitcoin yang beredar di pasar.
Sejak awal diluncurkan, jumlah bitcoin yang bisa 'ditambang' hanya sebanyak 21 juta unit.
Artinya Satoshi Nakamoto pada akhirnya hanya akan memegang 4,76% dari total bitcoin. Itu pun kalau ia tak menjualnya sedikit pun. Dengan jumlah tersebut maka sisa Bitcoin yang masih bisa ditambang hanya 2,150 juta-an unit. [rin]