WahanaNews.co, Jakarta - Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) menggelar diskusi bertajuk "Updating Technology Palm Oil Mill Indonesia". Acara tersebut berlangsung di Hotel GrandDhika Iskandarsyah, Jakarta Selatan pada Jumat (5/4/2024).
Diskusi ini difokuskan pada perkembangan teknologi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) serta standar kebersihan yang sesuai dengan standar food grade.
Baca Juga:
Bupati Fakfak Resmikan Pabrik Kelapa Sawit di Distrik Bomberay
"P3PI berharap agar pabrik kelapa sawit juga memenuhi standar food grade karena sejatinya kelapa sawit merupakan pabrik makanan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihannya, karena kebanyakan pabrik kelapa sawit yang cenderung kotor," ujar Posma Sinurat, Ketua P3PI Bidang Pabrik Kelapa Sawit.
"Bagaimana kita dapat mengklasifikasikan standar food grade ini agar menjadi sesuatu yang baru, seperti Refiderika atau Defenikah yang menjadi standar? Dengan demikian, semua mitra tidak lagi sembarangan beroperasi di tempat yang seharusnya tidak, baik dalam pembuangan limbah maupun penanganan kotoran. Hal ini perlu diatur dalam standar, dan ada banyak teknologi yang akan kita terapkan dalam T-POMI ini untuk mencapainya," sambungnya.
Hal senada juga disampaikan Edward Silalahi, Wakil Ketua P3PI yang sejak lama menggaungkan bahwa PKS sebenarnya adalah sebuah pabrik makanan, meskipun produksinya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel yang pada tahap selanjutnya dapat digunakan untuk makanan (minyak goreng, dll) dan non-makanan (biodiesel, dll).
Baca Juga:
Tinjau Pabrik Kelapa Sawit di Distrik Bomberay, Bupati Fakfak: Berdampak Positif terhadap Pembangunan
"Penting untuk ditekankan bahwa dalam operasinya, semua orang yang bekerja di PKS harus mematuhi standar kebersihan, keselamatan, efisiensi dalam penggunaan energi dan air, serta pengelolaan limbah yang ramah lingkungan sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Edward.
Oleh karena itu, PKS yang belum mengadopsi pendekatan ini perlu melakukan perubahan menjelang 2nd T-POMI (Technology & Talent Palm Oil Mill Indonesia, Conference and Exhibition) yang akan diselenggarakan pada 18-19 Juli di Bandung.
Teknologi PKS diakui Edward dari sejak 100 tahun lalu memang tidak banyak perubahan. “Saya pernah kedatangan pakar dari Jepang yang akan memodernasi PKS. Dia berkunjunga ke pabrik dan setelah melihat prosesnya berjanji akan melakukan pembaruan teknologi. Tetapi sudah 5 tahun dia belum datang lagi,” katanya.
Penyebab lain adalah ketika ada pembaruan teknologi ternyata biayanya sangat tinggi. Contohnya sterilisasi dan perebusan bisa menggunakan teknologi mikrowave dalam ruangan besar. Dengan cara ini tidak perlu menggunakan banyak air dan tekanan tinggi. Tetapi teknologi ini butuh energi yang sangat besar dan costnya tinggi sekali. Karena itu tidak diaplikasikan.
Peningkatan standar higienis ini mencakup beberapa aspek, termasuk pengelolaan limbah, sanitasi pabrik, dan penggunaan bahan kimia yang aman. P3PI juga akan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pelaku industri untuk memastikan pemahaman yang mendalam tentang praktik-praktik terbaik dalam menjaga kebersihan pabrik.
Tentunya P3PI membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, asosiasi industri, dan lembaga swadaya masyarakat. P3PI yakin bahwa upaya ini akan berdampak positif dalam menjaga kualitas dan keamanan produk kelapa sawit Indonesia serta meningkatkan daya saing industri di pasar global.
[Redaktur: Amanda Zubehor]