Ini adalah smelter kedua dari PTFI. Smelter pertama, yang dikelola oleh PT Smelting, telah beroperasi sejak tahun 1996.
Smelter tembaga dengan desain garis tunggal terbesar di dunia ini akan memiliki kemampuan untuk memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Produk utama dari smelter ini termasuk katoda tembaga, emas dan perak dalam bentuk batangan murni, serta Logam Kelompok Platinum (PGM).
Beberapa produk sampingan melibatkan asam sulfat, gipsum, dan timbal.
Katri Krisnati, Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan, menambahkan bahwa tahap awal produksi smelter PTFI pada bulan Agustus 2024 akan dimulai dengan tingkat kapasitas 50%, dengan sekitar 32 ribu metrik ton yang dapat dimurnikan pada bulan Agustus 2024.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Kemudian, produksi akan ditingkatkan mencapai 100% pada bulan Desember 2024.
"Diharapkan dalam periode Agustus sampai dengan Desember 2024 tersebut total sekitar 480 ribu wmt konsentrat dimurnikan di smelter baru PTFI," jelas Katri.
Pabrik pengolahan dan pemurnian ini kelak akan memiliki kapasitas untuk menyerap konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton per tahun, dan akan mengalahkan smelter tembaga terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi.