WahanaNews.co, Vientiane - Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC) telah menggelar pertemuan ke-24 pada Senin, (7/10) di Vientiane, Laos.
Pertemuan pamungkas tingkat menteri di pilar ekonomi kali itu mencatat hasil pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) yang telah terlebih dahulu digelar September lalu di Vientiane.
Baca Juga:
Wamendag Roro: Indonesia Perlu Optimalkan Trade Remedies
Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga hadir sebagai Ketua Delegasi RI pada pertemuan AEM kala
itu.
Selain mencatat hasil pertemuan AEM di September, agenda utama Pertemuan AECC membahas beberapa isu strategis yang krusial bagi penguatan integrasi ekonomi kawasan. Salah satu hasil penting dari pertemuan ini adalah pengesahan ASEAN Declaration on Enhancing Supply Chain Connectivity (SCC).
Deklarasi lainnya yang juga disahkan adalah Leaders’ Statement on the
Substantial Conclusion of the ACFTA 3.0 Upgrade Negotiation.
Baca Juga:
Wamendag Roro Tekankan Pentingnya Keragaman Pangan Lokal dan Pilihan Makanan Sehat
“Kedua deklarasi memegang peranan yang sangat penting untuk perekonomian kawasan. Deklarasi
SCC bertujuan memperkuat rantai pasok ASEAN dalam meningkatkan daya saing, ketahanan, keberlanjutan ekonomi regional, serta meningkatkan keterhubungan antarnegara. Isu
keberlanjutan ini juga masuk dalam peningkatan Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN dan Tiongkok (upgrading ASEAN–China Free Trade Agreement/ACFTA),” urai Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono menanggapi
Pertemuan ke-24 AECC.
Menurut Djatmiko, peningkatan persetujuan ini menandai langkah maju yang signifikan dalam memperkuat hubungan ekonomi regional ASEAN dengan Tiongkok.
“Dalam peningkatan persetujuan ASEAN dengan Tiongkok, ditambahkan sejumlah elemen baru. Di antaranya, kerja sama di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), rantai pasok, ekonomi hijau, serta ekonomi digital,” tambah Djatmiko.